Makna Tabayyun dalam Islam

                
Makna Tabayyun dalam Islam
   Tabayyun, Apa itu tabayyun, Arti Tabayyun dan Makna Tabayyun dalam Islam yang perlu kita ketahui? Pengertian tabayyun dibedakan menjadi dua, yaitu pengertian secara bahasa dan istilah, Marilah kita simak satu persatu. Secara bahasa tabayyun adalah mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas dan benar keadaan sesungguhnya. Jika dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia atau yang biasa kita kenal KBBI diartikan sebagai pemahaman atau penjelasan. 

Sementara secara istilah tabayyun adalah meneliti dan menyeleksi suatu berita, tidak secara tergesa-gesa dalam memutuskan suatu permasalahan baik dalam perkara hukum, kebijakan dan sebaginya hingga sampai jelas benar permasalahnnya, sehingga tidak ada pihak yang merasa terdzolimi atau tersakitdan terhindar dari perpecahan antar sesama manusia.

Apakah seorang muslim harus bertabayyun? 

Ya, setiap muslim wajib melaksanakan tabayyun tanpa terkecuali, terutama di zaman yang penuh dengan fitnah seperti sekarang. Dan mudah sekali orang terpengaruh, sehingga timbul saling menghujat dan menyalahkan. Dengan demikian sangatlah penting bagi seorang muslim untuk mengamalkan sifat dan sikap terpuji yang satu ini.

Baca artikel ini Juga :

Tabayyun merupakan salah satu akhlak mulia dan salah satu prinsip penting dalam menjaga kemurnian agama Islam dan keharmonisan dalam pergaulan sosial. Kalau kita melihat para ulama dalam meneliti hadits-hadits Rasulullah saw pun selalu menerapkan prinsip tabayyun. Dengan begitu baik perkataan, perbuatan, sikap dan sifat rasul sampai sekarang digambarkan dengan baik dan benar di dalam hadits-hadits sesuai dengan kenyataannya.

Begitu juga dalam kehidupan bermasyarakat seseorang akan terhindar dari permusuhan antar sesama muslim atau manusia yang lain karena bisa bertabayyun dengan sempurna. Allah swt bahkan memerintahkan umat muslim agar selalu bertabayyun dalam mencari kebenaran dari apa yang telah kita dengar, karena memang di situlah setan dengan tipu muslihat menggoda iman kita untuk langsung menghakimi seseorang bersalah tanpa menanyakan tentang kebenaran yang sesungguhnya, hal ini begitu mengkhawatirkan terutama ketika kita bermasyarakat atau bersosial pada umumnya. Seperti firman Allah swt sebagai berikut :

   Wahai orang- orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian.[al-Hujurât/49:6].

     Asbabun Nuzul dari ayat di atas sendiri adalah ketika Rasulullah saw mengajak seseorang yang bernama Al Harits untuk masuk Islam. Setelah di ajak oleh Baginda Rasul ia pun menyatakan diri masuk Islam dan pulang kepada kaumnya untuk mengajak masuk agama Islam. Pada saat itu juga Rasulullah saw mengajak untuk menunaikan zakat yang disepakati oleh Al Harits.

     Ketika waktu telah tiba, Rasulullah saw mengutus seseorang bernama Al Walid bin Uqbah untuk mengambil zakat yang telah di janjikan. Namun di dalam perjalanan hati Al Walid bin Uqban menjadi gentar dan kembali ke Rasulullah saw tanpa datang ke tempat yang seharusnya dituju yaitu Al Harits. Ketika kembali ia kemudian mengarang cerita bahwa Al Harits tidak mau menyerahkan zakat dan mengancam membunuhnya. 

Mendengar cerita tersebut Rasulullah saw mengutus utusannya untuk datang kepada Al Harits. Namun ternyata utusan itu bertemu Al Harits ditengah-tengah perjalanan yang sedang menuju ke tempat Rasul dengan membawa zakat yang telah di janjikan.


     Setelah bertemu Rasulullah Al Harits menceritakan yang sebenarnya. Dan Kemudian turunlah QS Al Hujurat ayat 6, dimana sebagai sebuah peringatan bagi umat muslim agar selalu bertabayyun dalam menghadapi informasi yang terdengar oleh telinga kita. Dan tentunya meminta penjelasan dari kedua belah pihak. Sangat berbahaya jika tidak bertabayyun, karena bisa menimbulkan perpecahan sampai pertumpahan darah.

    Sudah diketahui di atas bahwa prinsip tabayyun yaitu sikap berhati-hati lebih baik untuk mengecek ulang kembali informasi yang telah kita terima. Apalagi masa sekarang merupakan sebuah masa dimana informasi begitu terbukanya, di ibaratkan kita tinggal menyentuh atau mengklik suatu tautan di internet dan dengan mudahnya kita akan mendapatkan informasi yang kita inginkan. 

Media sosial yang begitu berkembang sangat pesat sejak mulai periode 2008 atau 2009 dan berkembang luar biasa saat ini. Orang dengan mudah mengShare suatu tautan tanpa melihat dan menelusuri sumbernya, apakah itu benar atau hanya berita bohong semata. 

Dan dengan begitu cepat berita ini menjadi viral di kalangan masyarakat yang mana masyarakat yang menerima informasi ini juga sama tidak melakukan prinsip tabayyun yang akhirnya menjadikan kebohongan dan pembodohan publik dimana-mana.

   Bertabayyun di segala kondisi merupakan jalan yang memang harus ditempuh oleh masyarakat muslim di zaman sekarang ini. Dari mulai menerapkan tabayyun di dalam keluarga, lingkungan masyarakat, pekerjaan sampai ke dalam media sosial yang sering kita gunakan setiap hari. 

Media sosial sendiri kurang memiliki filter dalam menyaring informasi dan tidak memiliki kekuatan untuk memisahkan mana berita yang benar dan mana yang berita bohong. 

Hal tersebut rentan sekali berita-berita bohong diterima di masyarakat dan mampu menggiring masyarakat ke dalam opini yang salah, hal ini sangat mengkhawatirkan tentunya.

    Apalagi jika melihat berbagai sumber berita yang ada, alih-alih memberika informasi berita yang  baik dan berkualitas. Tetapi malah sebaliknya, hanya ada berita opini semata-mata tanpa ada sebuah rujukan data yang valid, karena sudah menjadi sebuah keharusan berita yang baik merupakan berita yang berasal dari sebuat data kebenaran bukan hanya dari sebuah opini sebuah kelompok. 

Kita sempat dihebohkan dan sempat menjadi viral dan ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian tentang adanya kanal berita bernama Saracen dan ada lagi baru-baru ini MCI yang begitu lihai membuat kalimat sehingga orang terperdaya dan mengikuti opini yang telah mereka buat. 

Hal ini begitu sangat berbahaya dimana berita yang menjadi sandaran masyarakat dalam memperoleh informasi, tetapi informasi tersebut malah menyesatkan.

  Terutama jika kita melihat kondisi masyarakat kita yang begitu senang ketika membicarakan keburukan orang lain, namun begitu sukar mengakui kebaikan orang lain, dan memang inilah mental yang dimiliki masyarakat di zaman milenial (juga dikenal sebagai Generasi Y) seperti ini. Orang lebih suka bergosip dengan riang gembira bahkan ditempat pengajian pun dimana pengajian hanya mendengarkan 30 menit dan dua jam selanjutnya hanya digunakan untuk bergosip semata. 

Ini sudah terjadi dikalangan kita semua dari mulai kalangan bawah sampai orang-orang berpendidikan pun seperti itu. Seolah-olah tidak ada filter yang menyaring informasi yang masuk dan sang penerima informasi tidak bersikap tabayyun dengan menelan mentah-mentah informasi yang diterimanya tanpa mencari tahu kebenarannya.

  Munculnya berita bohong, gosip dan fitnah baik itu dari dunia nyata maupun dunia maya menjadikannya sebuah komoditas untuk mendulang keuntungan. Ada sebagian orang yang memang sebenarnya ingin membuat keributan dengan membuat berbagai macam berita bohong yang bisa memunculkan sebuah konflik. Sehingga keadaan yang tadinya damai, tenang, satu dengan yang lain saling bergotong royong. 

Namun karena ada orang yang tidak ingin kedamaian dan ketenangan ini terjadi maka mereka membuat berita bohong yang akhirnya menimbulkan kerusuhan dimana-mana.

  Banyak sekali hal berbahaya jika kita tidak bertabayyun menanggapi sebuah berita dan perbedaan yang ada di tengah-tengah kehidupan kita. Diantaranya yaitu kita bisa menuduh orang yang sebenarnya baik bahkan bersih hanya karena berita yang berhembus tanpa tahu siapa yang memulai berita tersebut. Hal ini pernah terjadi kepada istri Rasulullah saw yaitu Aisyah ra yang dituduh berselingkuh dengan Sofwan bin Muathal. Jika masyarakat ketika itu tidak bertabayyun pastikan menjadikan sebuah fitnah yang luar biasa, hal tersebut benar-benar mengkhawatirkan.

      Kejadian ini perlu sikapi dengan serius. Baik Al Qur'an maupun Hadits sudah menjelaskan bahwa kita harus bertabayyun dalam segala hal informasi atau berita dari mulut ke mulut sekali pun yang terdengar oleh telinga kita, supaya tidak terjadi pembodohan di kalangan masyarakat luas. INGAT!! Segala macam informasi meskipun kelihatannya benar perlu dicari sumbernya, terpercayakah atau hanya bersifat mengahasut semata. 

Selalu berprasangka baik kepada orang meskipun kita telah mendengarkan berbagai macam info keburukannya sebelum kita menghakimi orang tersebut. Hal tersebut bisa menjauhkan diri kita dari munculnya fitnah yang keluar dari lidah kita yang jika fitnah itu terucap bisa menjadikan dosa besar.

      Demikianlah artikel kali ini tentang Makna Tabayyun dalam Islam, semoga bermanfaat bagi kita semua dan menjadikan kita lebih mawas diri akan informasi yang masuk, baik itu dari orang terdekat seperti kerabat, keluarga, sahabat apalagi berita yang datangnya dari social media harus benar-benar dicermati kebenarannya. Jika dirasa bermanfaat silahkan share artikel ini. Terima Kasih.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

2 komentar

Write komentar
29 March 2018 at 13:55 delete

setuju, sebelum ikut-ikutan menyebarkan fitnah dan berita bohong, sebaiknya berita yang diterima, di tabayyun dulu kebenarannya

Reply
avatar
30 March 2018 at 10:28 delete

Sebenarnya sah-sah saja untuk hanya sekedar informasi, tetapi juga perlu di ingat segala informasi harus di cek dulu agar tidak meresahkan sehingga tidak menimbulkan kegaduhan dan prasangka buruk terhadap orang lain. Islam itu indah bahkan sangat indah, karena sejatinya jika kita telah menyelami agama Islam lebih dalam yang diterima kita adalah ketenangan dan kedamaian. Bukannya malah hidup jadi tidak tenang. Salam.
terima kasih sudah comment.

Reply
avatar