Bertabayyun,
Adab Ketika Berita Datang-Harus dipahami ketika ada sebuah berita yang datang
dan terdengar oleh telinga kita harus dicermati bahwa tidak semuanya itu pasti
benar. Apalagi kita merupakan manusia yang lahir dan hidup ditengan-tengah
berbagai macam fitnah , ketamakan, hasud, ambisi untuk meraih kedudukan,
berbohong atas nama ulama, baik itu melalui internet, media cetak dan televisi.
Karena sudah terlalu banyak berita bohong yang tidak sesuai dengan fakta yang
ada. Sehingga kita perlu melakukan sikap tabayyun dalam menghadapi berita yang
datang.
Kita sebagai muslim yang baik harus
bisa menyaring dan memilah berita yang muncul. Perlu diwaspadai bahwa kita
tidak boleh terpancing akan berita yang menghasud pikiran dan hati kita,
seperti yang agama Islam mengajarkan kepada kita bahwa tidak semua berita yang
kita dengar oleh telinga kita merupakan kebenaran, terutama bagi berita yang
sifatnya mengumbar air orang lain dan yang mencoba membahayakan pikiran kita.
Jangan sampai tergesa-gesa dalam
menanggapi berita yang datang, tetapi bertabayun lah dan cari informasi
kebenarannya dari berbagai sumber terpercaya dan jangan hanya pada satu sumber
saja, harus dari berbagai pihak yang memiliki keterkaitan.
Baca Juga :
Rasulullah
saw bersabda :
“Pelan-pelan itu dari Alloh,
sedangkan terburu-buru itu dari setan.” (Musnad Abu Ya’la: 7/247, dishohihkan
oleh al-Albani: 4/404).
Berbagai pendapat pun muncul dari
berbagai ulama, seperti dari Syaikh Ibnu Utssaimin, beliau berkata : "Sesungguhnya
sebagian manusia kadang kala salah dalam memahami perkataan ulama, dan kadang
kala seorang ulama memahami pertanyaan tidak seperti maksud penanya, lalu dia
pun menjawab sesuai dengan yang dia pahami. Kemudian penanya ini menyebarkan
perkataan yang tidak benar. Betapa banyak perkataan yang dinisbahkan kepada
para ulama yang mulia, akan tetapi tidak ada dasarnya. Oleh karena itu wajib
bagi kita meneliti perkataan orang yang memindah fatwa ulama atau bukan ulama
terutama pada zaman sekarang, di mana hawa nafsu dan fanatik golongan menyebar,
sehingga manusia berjalan bagaikan buta mata." (Tafsirul Qur’an oleh Ibnu
Utsaimin:7/17).
Sementara
Syaikh Ibnu Baz menjelaskan yang intinya,
ada yang menyebabkan sebuah fitnah datang, seperti karena ingin
menjelekkan orang, ingin memberikan sebuah kebahagiaan bagi yang diberi kabar,
atau suka dengan obrolan yang bersifat keburukan atau kebathilan. Hal tersebut
meruapak sesuatu yang haram, sehingga salah dan haram tentunya bagi kita yang
membenarkan cerita bohong tersebut, karena ingatlah pemfitnah merupakan orang
fasiq yang harus disangkal dan ditolak kesaksiannya.
Sangatlah indah, andai kita hidup dan selalu bertabayun kepada
semua orang. Karena yang didapatkan adalah sebuah ketenagan batin tanpa harus
memikirkan kejelekan orang lain, yang hanya bisa membuat kita selalu iri dan
mengumbar kejelekannya.
Harus bisa mewaspadai berita-berita
yang keluar dari orang-orang fasiq, apalagi orang yang hanya mengumbar
kejelekan kaumnya sendiri. Allah swt sangat mengancam bagi orang yang berbicara
atau membuat berita tanpa ilmu atau kebenaran yang hakiki.
Rasulullah saw bersabda :
"Tidaklah masuk surga orang yang pemfitnah." (Tafsir Ibnu Utssaimin
7/16)
Demikianlah bertabayyun, adab ketika
berita datang, semoga bermanfaat dan menjadi pelajaran bagi kita bahwa dalam
kehidupan kita yang penuh fitnah in harus bisa melakukan sikap tabayun,
sehingga tidak muncul fitnah yang menyesatkan. Terima kasih
Wassalamu'alaikum wr wb.
EmoticonEmoticon