Bagaimana Tanda Ibadah Shalat Diterima Oleh Allah swt


Bagaimana Tanda Ibadah Shalat Diterima Oleh Allah swt- Mengetahui tanda-tanda shalat kita diterima oleh Allah swt sangatlah penting, karena ini juga berkaitan dengan sah atau tidaknya kita shalat dan benar atau tidaknya kita dalam melaksanakan shalat.

Shalat adalah perkara ibadah yang sangat penting bagi seorang muslim, pentingnya shalat digambarkan seperti tiang, sehingga shalat merupakan tiangnya agama Islam. Ketika seorang muslim tidak mengerjakan shalat maka runtuh dan rubuhlah agama tersebut.

Melihat pentingnya shalat tersebut sampai-sampai Allah swt menjadikan perkara ibadah ini sebagai perkara yang pertama kali akan di hisab dan ditanyai oleh Allah di hari akhir.

Seorang muslim yang baik dinilai dari keimanannya. Keimanan merupakan tolak ukur seseorang akan pengalaman ajaran agama yang ia laksanakan, sebagai salah satu wujud akan taat dan patuh akan perintah dan segala larangan Nya.

Begitu juga dalam melaksanakan shalat, sebagai salah satu rukun Islam yang menjadikannya wajib dilaksanakan oleh seorang muslim. Tetapi perlu dicatat dan diingat bahwa shalat bukan semata-mata kewajiban, tetapi harus dijadikan menjadi sebuah kebutuhan. Karena kitalah yang butuh, bukan Allah swt.

Sebegitu pentingnya shalat dalam Islam terutama shalat berjamaah, sehingga menjadikan hal yang pertama harus dikerjakan oleh seorang muslim ketika ia telah berikrar dalam kalimat "syahadat".

Orang yang sudah bisa merasakan nikmatnya shalat merupakan orang yang begitu beruntung, karena ketika shalat menjadi sebuah kenikamatan yang tiada terhitung, maka di saat itulah kebahagiaan dunia baginya merupakan kebahagiaan yang semu, karena ketika bersimpuh dalam shalat ia merasakan sangat dekat kepada Sang Pencipta. Dan disitulah kebahagiaan yang sebenarnya.

Sudah dijelaskan dia atas bahwa shalat sangatlah penting, sampai Rasulullah saw menyampaikan bahwa tiang agama Islam adalah shalat.

“Shalat adalah tiang agama. Barang siapa yang menegakkan shalat, maka berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa yang meninggalkan shalat berarti ia merobohkan agama”. (HR. Bukhari Muslim).

Baca Juga :

Namun yang menjadikan sebuah pertanyaan muncul adalah, Apakah Shalat Kita Diterima Oleh Allah swt?
Ada sebuah hadits Qudsi menyatakan seperti ini :
“Sesunggunya Aku (Allah Swt.) hanya akan menerima shalat dari orang yang dengan shalatnya itu dia merendahkan diri di hadapan-Ku. Dia tidak sombong dengan mahkluk-Ku yang lain. Dia tidak mengulagi maksiat kepada-Ku. Dia mengisi sebagian siang dengan berzikir kepadaku. Dia menyayangi orang-orang miskin dan orang-orang yang menderita. Aku akan tutup shalat orang itu dengan kebesaran-Ku. Aku akan menyuruh malaikat untuk menjaganya. Dan kalau dia berdoa kepada-Ku, Aku akan memperkenankannya. Perumpamaan dia dengan mahkluk-Ku yang lain adalah seperti perumpamaan firdaus di surga.”

Yang pertama, merendahkan diri. Ketika melaksanakan shalat yang dirasakan adalah adanya Allah swt, sehingga menjadikannya takut akan Allah swt dan seketika itulah dia merendahkan dirinya di hadapan Allah

Kedua, menahan nafsu. Shalat merupakan salah satu media yang mumpuni dalam hal mengendalikan diri, terutama bagi musuhnya seorang muslim yaitu nafsu. Dengan shalat nafsu bisa dikontrol bahkan bisa dimenejemen dengan baik. Shalat merupakan penangkal hal-hal yang keji dan mungkar.

Ketiga, selalu banyak melakukan dzikir. Ketika seorang hamba dekat kepada Nya, seketika itulah ia akan selalu ingat kepada Allah swt dengan cara berdzikir. Meskipun dalam keadaan susah maupun senang. Karena baginya semuan hanya milik Allah, apa yang terjadi akan dirinya adalah atas izin Allah swt.

Keempat, tidak sombong kepada makhluk lain. “Takkan masuk surga seseorang yang didalam hatinya ada rasa takabur walaupun sebesar debu saja.” Orang yang berlaku sombong shalatnya tidak akan pernah diterima oleh Allah.

Kelima, sayang kepada orang-orang miskin. Orang yang shalatnya diterima berarti dalam kesehariannya sayang kepada orang yang tidak mampu. Karena dia bisa memposisikan bahwa harta dan kekayaan merupakan milik Nya, sehingga dia harus membagikan sebagain rezekinya kepada orang-orang miskin.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »