Hukum Berdoa atau Tahlil untuk Orang yang Sudah Meninggal

                Hukum Berdoa atau Tahlil untuk Orang yang Sudah Meninggal - Kita sering mendengar bahkan memperdebatkan kenapa ketika ada orang yang meninggal diadakan tahlilan dan sebagainya? Karena Rasul tidak pernah melakukan hal tersebut. Hal ini menjadi sebuah dilema dan masalah tersendiri dikalangan masyarakat muslim di Indonesia. Yang akhirnya malahan menjadi pemecah di antara kedua.



                Sebelum kita membahas lebih dalam bagaimana sebenarnya kita menyikapi permasalahn tersebut, saya akan mencoba memberikan dalil-dalilnya sebagai berikut:

                Surah Al An’aam (6) : 164
“Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, Padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain[526]. kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.”
                Hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad:
“Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya”.

                Dan pendapat para ulama besar Islam:
                Imam al-Qurtubi berpendapat: Imam Ahmad bin Hanbal RA berkata. “Apabila kamu berziarah ke pemakaman, maka bacalah surat AL-fatihah, Al-mu’awwidzatain, dan surat Al-iklash. Kemudian hadiahkanlah pahalanya kepada ahli kubur. Maka sesungguhnya pahala tersebut sampai kepada mereka” (Mukhtashar Tadzkirat Al-Qurthubi 25)
                "Sebagian ulama juga berpendapat bahwa doa kepada orang yang meninggal dunia tidak akan sampai. Hal ini berangkat dari pemahaman surat al-An’am ayat 6, bahwa orang yang meninggal dunia akan menanggung amal dan perbuatannya masing-masing. Pada saat seeorang meninggal dunia maka malaikat datang dan memperhitungkan amalnya untuk menilai apakah orang tersebut pantas diberi siksa kubur atau tidak."

Baca Juga :
               
                Kita kembali lagi pada sejarah, kenapa tahlilan muncul?
                Islam di indonesia tidak masuk secara sertamerta begitu saja, banyak proses yang perlu dijalani. Sejarah mencatat islam bisa diterima dengan hangat karena Islam masuk membawa kedamaian dan tanpa paksaan. Islam masuk ke indonesia dengan cara perdagangan, pernikahan dan akulturasi budaya.

                Nah untuk yang terakhir inilah kenapa tahlilan bisa muncul dan terkadang dijadikan sebagai sarana untuk menyebarkan agama Islam di masyarakat Indonesia, dan dikembangkan menjadi sebuah tradisi di masyarakat indonesia sebagai bentuk kehangatan Islam terutama ketika ada orang yang meninggal dunia.

                Menurut penulis pribadi adanya tahlilan merupakan sebuah tradisi yang dikombinasikan dari kebiasaan rasul yang selalu berdzikir dan menyebut asma-asma Allah swt, bukankah itu baik? Dengan acara tersebut orang menjadi semangat dalam beribadah, minimal mau berdzikir kepada Allah swt.

                Kemudian menjadi sebuah permasalahan. Apakah tahlil dan doa yang kita panjatkan kepada Allah untuk hadiah kepada orang yang meninggal bisa terkabul? Memang benar amal ibadah yang masih diterima oleh seorang yang sudah meninggal hanya ada tiga yaitu, amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang sholeh. Tetapi dengan kita berada di dekat para kerabat si mayit ini kita memberikan sebuah semangat bagi mereka, karena biasanya ketika orang yang ditinggal orang dikasihani orang tersebut berada dalam keadaan sedih yang luar biasa. Di sinilah fungsi tahlil datang, dengan orang hadir di rumah tersebut memberikan semangat kepada anak dan kerabat sang mayit untuk tidak berlalu-lalu dalam kesedihan dan mengajak untuk mendoakan sang mayit.

                Namun muncul juga sebuah pertanyaan, dengan tahlilan kadang menghidangkan makanan sampai berhutang dan sebaginya? Inilah indahnya Islam, orang bisa menjadi gila beribadah kepada sang pencipta yaitu Allah swt. Mereka yang menyediakan makanan sampai terkadang dengan berhutang, tetapi mereka yakin Allah akan memberikan sesuatu yang lebih besar dari apa yang mereka keluarkan, dari apa yang telah mereka hutangkan. Semuanya kembali kepada sebuah keyakinan kepada Allah swt.

                Demikianlah sedikit pembahasan tentang Hukum Berdoa atau Tahlil untuk Orang yang Sudah Meninggal. Semoga bisa memberikan manfaat bagi kita semua dan bisa menerima perbedaan dalam islam, karena Rasul memang mencontohkan banyak hal dalam Islam dan jangan sampai kita belajar Islam hanya secara tekstual saja, namun harus bisa belajar secara kontekstual juga. Terima kasih.


                Wassalamu'alaikum wr wb

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »