HAKEKAT, KEDUDUKAN DAN FUNGSI KURIKULUM
A.
Hakekat Kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa yunani yaitu berasal dari kata
“curir” yang berarti pelari, dan “curre” yang berarti tempat berpacu atau
tempat sempit maupun
luas. Arti secara sempit, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus
di tempuh atau diselesaikan
di semua sekolah. Sedangkan secara luas yaitu aktivitas
apa saja yang disekolah dalam rangka mempengaruhi anak dalam belajar untuk
mencapai sebuah tujuan.
Kurikulum sebagai rencana pembelajaran
merupakan suatu program dan rencana pendidikan yang diselesaikan untuk
membelajarkan siswa. Dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah merupakan
sejumlah mata pelajaran yang harus diselesaikan siswa, serta rencana
pembelajaran yang dibuat oleh guru dan sejumlah pengalaman belajar yang harus
ditentukan oleh siswa.
B.
Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidikan dengan peserta
didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan pendidikan.
Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun
masyarakat. Interaksi
pendidikan antar orang tua dengan anaknya juga sering tidak disadari.
Dalam lingkungan keluarga interaksi pendidikan dapat terjadi setiap saat,
setiap kali orang tua bertemu, berdialog, bergaul, dan bekerjasama dengan anak-anaknya.
Pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih bersifat formal,
dalam lingkungan masyarakat pun terjadi berbagai bentuk interaksi pendidikan.
Dari hal yang diuraikan , dapat disimpulkan berkenaan dengan
pendidikan formal.
1.
Pendidikan formal memiliki rancangan pendidikan atau kurikulum
tertulis yang tersusun secara sistematis, jelas dan rinci.
2.
Dilaksanakan secara formal, terencana, ada yang mengawasi dan
menilai.
3.
Diberikan oleh pendidik atau guru yang memiliki ilmu dan
ketrampilan khusus dalam bidang pendidikan.
4.
Interaksi pendidikan berlangsung dalam lingkungan tertentu, dengan
fasilitas dan alat serta
aturan-aturan
permainan tertentu pula.
Dengan adanya kurikulum maka guru
maupun siswa memiliki arah dan pedoman untuk melakukan kegiatan pendidikan,
pengajaran dan pembelajaran yang harus dibuat yang harus dilakukan dan
penilaian terhadap pendidikan. Kurikulum
mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum
mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan
pendidikan.
C.
Fungsi Kurikulum
Dengan mengetahui kurikulum sekolah, maka orang tua dapat
mengetahui pengalaman belajar apa yang akan diperoleh anak-anaknya
dan kebutuhan apa yang harus mereka penuhi agar anak-anak
dapat belajar dengan mudah dan efektif.
Adapun fungsi kurikulum yaitu:
1.
Fungsi kurikulum sebagai alat mencapai tujuan pendidikan.
2.
Sebagai pendorong berkembangnya potensi
siswa.
3.
Membantu upaya pemulihan metode pembelajaransesuai dengan karakter
siswa.
4.
Fungsi kurikulum
bagi guru yaitu : sebelum mengajar pertama tama yang perlu di pertanyakan adalah
kurikulumnya. Sesuai dengan fungsinya kurikulum adalag sebagai alat untuk
mencapai tujuan pendidikan, maka mencermati tujuan pendidikan yang ingin
dicapai oleh lembaga pendeidikan dimana ia bekerja.
5.
Fungsi kurikilum
bagi kepala sekolah
a. Memberi pedoman dalam
mengadakan fungsi supervise.
b. Melaksanakan fungsi
supervise.
6. Fungsi kurikulum bagi wali murid yaitu, agar wali murid ikut
terlibat dan ikut
melaksanak pendidikan anak.
STRUKTUR DAN ORGANISASI KURIKULUM
1. STRUKTUR
KURIKULUM
A.
Kompleksitas Pengembangan Kurikulum
Tiap-tiap
kurikulum atas asas-asas tertentu, yakni :
1.
Asas Filosofis, yang pada hakikatnya menentukan tujuan umum
pendidikan.
2.
Asas Sosiologis, yang memberikan dasar untuk menentukan apa yang
akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan , dan
perkembangan ilmu pengetahuan.
3.
Asas Organisatoris, yang memberikan dasar-dasar dalam bentuk
bagaimana bahan pelajaran disusun, bagaimana luas dan urutannya.
4.
Asas Psikologis, yang memberikan prinsip-prinsip tentang
perkembangan dalam berbagai aspek serta caranya belajar dicernakan dan dikuasai
oleh anak sesuai dengan taraf perkembangannya.
Selain asas-asas, tiap kurikulum mempunyai sejumlah komponen yang
saling berkaitan erat dank arena itu dapat dikatakan mempunyai suatu struktur.
Asas-asas kurikulum berkaitan dengan struktur kurikulum.
B.
Komponen-Komponen Kurikulum
Komponen-komponen
kurikulum yang disebut dan selalu di pertimbangkan dalam pengembangan tiap
kurikulum ialah :
1.
Tujuan
2.
Bahan Pelajaran
3.
Proses Belajar Mengajar
4.
Penilaian
Tiap komponen saling berkaitan erat dengan semua komponen lainnya.
Artinya tujuan yang berlainan, kognitif, afektif, atau psikomotor akan
mempunyai bahan pelajaran yang berlainan, proses belajar mengajar yang lain dan
harus dinilai dengan cara yang lain pula.
C.
Urutan Komponen Dalam Pengembangan Kurikulum
Biasanya dalam
pengembangan kurikulum secara teoritis mulai dengan merumuskan tujuan
kurikulum, di ikuti oleh penentu atau pemilihan bahan pelajaran, proses belajar
mengajar, dan alat penilaiannya. Jadi, dapat digunakan sebagai berikut :
1.
Merumuskan Tujuan
2.
Memilih Bahan Pelajaran
3.
Menentukan Proses Belajar Mengajar
4.
Membuat Alat Penilaian
Namun, ada yang menganjurkan agar segera setelah dirumuskan tujuan
di susun alat evaluasi, Kemudian bahan dan proses belajar mengajar. Dalam
praktek biasanya semua unsur itu dipertimbangkan tanpa urutan yang pasti.
Sekalipu telah dimulai dengan perumusan tujuan, masih ada kemungkinan perubahan
atau tambahan setelah mempelajari bahan yang dianggap perlu diberikan. Jadi,
dalam proses pengembangannya tampak interaksi menuju perpaduan dan
penyempurnaan.
D.
Kurikulum Sebagai Pilihan
Pengembangan
kurikulum senantiasa dihadapkan pada macam-macam kemunngkinan atau alternatif
dan ia harus memilih dan mengambil keputusan. Kurikulum adalah soal pilihan.
Soal apa yang dipilih dan sering pula soal siapa yang memilih. Tak jarang yang
menentukan pilihan itu ialah orang atau golongan yang berkuasa. Kurikulum yang dihasilkan oleh dan atas pilihan
pengembang kurikulum diharapkan akan member hasil yang di inginkan menurut apa
yang dirumuskan dalam tujuannya. Kurikulum harus kita pandang sebagaai
hipotesis dan masih harus dilihat dalam praktek apakah hipotesis menjadi
kenyataan atau tidak.
Selain itu,
perlu kita lihat kurikulum yang direncanakan itu sebaagai apa yang secara
potensial dapat diberikan. Yang mungkin berbeda apa secaara actual dapat
diwujudkan. Karena tidak
dapat diramalkan dengan pasti apakah kurikulum itu akan efektif atau tidak,
maka diperlukan pengetahuan yang luas dan dalam , serta bantuan para ahlli
dalam berbagai kejian ilmu dan aspek kurikulum agar pilihan itu kiranya tepat.
E.
Apakah yang Dimaksud dengan Kurikulum?
Istilah
kurikulum yang berasal dari bahasa latin “curriculum” semula berarti “a
running course, of race course, especially a chariot rase course”. Dan
terdapat pula dalam bahasa Prancis “Courier” yang artinya “to
run” (berlari). Kemudian istilah itu
digunakan untuk sejumlah “courses” atau mata pelajaran yang harus ditempuh
untuk mencapai suatu gelar atau ijazah. Secara
tradisional kurikulum diartikan sebagai suatu mata pelajaran yang disekolah.
Dalam perkembangan kurikulum sebagai suatu kegaitan pendidikan, timbul berbagai
definidi lain. Definisi itu menentukan apa yang termasuk dalam ruang
lingkupnya. Definisi
kurikulum:
Saylor
dan Alexander, Kurikulum bukan hanya meliputi mata pelajaran saja akan tetapi,
segala sesuatu usaha sekolah untuk mencapai tujuan yang di inginkan, yang tidak
hanya situasi di dalam kelas tetapi juga diluar sekolah.
Smith cs, Dalam definisinya nampak jelas penekanan aspek social,
yakni mendidik anak menjadi anggota masyarakat. Sedangkan
definisi dari kurikulum yang popular adalah yaitu segala pengalaman anak di
sekolah di bawah bimbingan sekolah. Yang jelas kurikulum sekolah tidak cukup mempelajari buku kurikulumnya
melainkan juga apa yang terjadi disekolah, dalam kelas, di luar kelas,
Kegiatan-kegaiatan dilapangan olahraga atau di aula dan sebagainya.
2. ORGANISASI
KURIKULUM
A.
Tujuan Organisai Kurikulum
Organisasi atau
desain kurikulum dimaksud untuk memudahkan anak belajar. Dalam organisasi
kurikulum dicoba diwujudkan apa yang diketahui tentang teori, konsep, pandangan
tentang pendidikan, perkembangan anak,dan kebutuhan masyarakat kerikulum itu
menentukan apa yang akan dipelajari, kapan waktu yang tepat untuk
mempelajarinya, keseimbangan bahan pelajaran dan keseimbangan antara
aspek-aspek pendidikan yang akan disampaikan. Organisasi
atau desain kurikulum bertalian erat dengan tujuan pendidikan yang ingin
dicapai. Oleh karena itu desain kurikulum yang menentukan pola atau kerangka
untuk memilih, merencanakan, dan melaksanakan segala pengalaman dan kegiatan
belajar disekolah.
B.
Jenis-Jenis Organisasi Kurikulum
1.
Kurikulum berdasarkan Mata Pelajaran
a.
Materi Pelajaran terpisah-pisah.
b.
Materi Pelajaran gabungan.
2.
Kurikulum Terpadu
a.
Berdasarkan “social functions” / “major areas of living”.
b.
Berdasarkan masalah-masalah, minat, dan kebutuhan pemuda.
c.
Berdasarkan pengalaman pemuda.
d.
Kurikulum inti.
C.
Faktor-faktor dalam Organisasi Kurikulum
a.
Scope (ruang lingkup).
b.
Sequence (urutan).
c.
Kontuinuitas.
d.
Keseimbangan.
e.
Integrasi.
f.
Keseimbagan.
g.
Distribusi waktu.
KOMPONEN KURIKULUM
A. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus
mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana telah
ditetapkan dalam UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
B. Materi Kurikulum
Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi
kurikulum. Materi kurikulum mengandung aspek-aspek tertentu sesuai dengan
tujuan kurikulum yang meliputi:
1.
Teori 6.
Fakta
2.
Konsep 7.
Istilah
3.
Generalisasi 8.
Contoh/ilustrasi
4.
Prinsip 9.
definisi
5.
Prosedur 10.
Preposisi
C. Metode
Metode adalah cara yang digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Metode atau strategi pembelajaran
menempati fungsi yang penting dalam kurikulum, karena itu penyusunanya
hendaknya berdasarkan analisa tugas yang mengacu pada tujuan kurikulum dan
berdasarkan perilaku awal siswa.
D. Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum terdiri dari beberapa bentuk
yang masing-masing memiliki ciri-cirinya sendiri.
1.
Mata Pelajaran Terpisah-pisah (isolated subjects)
Kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran
yang terpisah-pisah.
2.
Mata Pelajaran Berkorelasi (correlated)
Adanya hubungan atau keterkaitan antara mata
pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain.
3.
Bidang Studi (broadfield)
Beberapa mata pelajaran yang sejenis dan memiliki
ciri-ciri yang sama dikorelasikan dalam satu bidang pengajaran.
4.
Program yang berpusat pada anak (children centered
program)
Program ini adalah orientasi baru dimana kurikulum
dititikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata
pelajaran.
5.
Core Program
Core program adalah suatu program inti berupa
suatu unit atau masalah.
6.
Eclectic Program
Adalah suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum
yang berpusat pada mata pelajaran dan yang berpusat pada peserta didik.
E.
Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum karena
kurikulum adalah pedoman penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar
siswa.
F.
Analisis
Kurilulum terdiri dari komponen-komponen yang membentuknya, dan
antara komponen yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan membentuk satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Komponen kurikulum terdiri dari ; komponen
tujuan, kompnen materi, komponen metode, komponen organisasi dan komponen
evaluasi. Sebagai mana tiap komponen memiliki peran-peran yang sangat
menentukan agar tercipta kurikulum yang baik dan benar. Dari
kesemua komponen yang ada pada dasarnya semuanya berfungsi, berperan atau
bertujuan ingin mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Kurikulum mengacu
kearah pencapaian pendidikan nasional. Sesuai dengan UU No. 2 tahun 1989
tentang pendidikan nasional,” Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi
peserta didik untuk mengalami proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional khususnya dan menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas umumnya”.
G.
Saran
Dalam kesempatan ini kami berusaha memahami, kurikulum adalah
sarana untuk mencapai tujuan pendidikan. Dan kami sarankan alangkah baiknya
kalau kurikulum ini dipahami oleh semua orang yang berkiprah dalam dunia
pendidikan khususnya golongan pendidik dari tingkat Sekolah Dasar sampai
Perguruan Tinggi, dengan cara apapun mereka memahaminya agar pendidikan di
linkungan kita bisa berjalan lebih baik dan optimal. Pahami, gunakan dan laksanakan sarana pendidkan untuk
menghasilkan pembelajaran yang diharapkan agar tujuan pendidikan nasional dapat
tercapai, tingkatkan pengetahuan akademik dan keterampilan dengan cara belajar
belajar dan belajar.
SCOPE, BALANCE, DAN SEQUENCE DALAM KURIKULUM
A.
Scope dalam Kurikulum
Scope yaitu mengenai apa yang akan diajarkan, yaitu ruang lingkup
atau luas bahan pelajaran, jenis dan bentuk pengalaman pengalaman belajar Pada
berbagai tingkat perkembanganya ank guna mencapai tujuan tujuan pendidikan.
Scope menentukan apa ap yang dipelajari dintentukan oleh nilai nilai yang
dianut dan tujuan dari pendidikan itu. Luas kurikulum ini mencakup topic,
pengalaman belajar, aktifitas pengorganisasian, elemen elemen peserta hubungan
pengintegrasian berbagai elemen tersebut yang harus diberikan siswa di sekolah.
Biasanya yang menentukan scope adalah para ahli ilmu yang bekerja sebagai
panitia yang diangkat pemerintah. Dan juga para pengarang buku, penyusun
program latihan, adakalanya diberikan siswa untuk melakukannya. Adapun
kesulitan kesulitan dalam menentukan scope ialah :
1.
Sangat cepat betambahnya pengetahuan
2.
Tidak adanya kriteria yang pasti tentang bahan pelajaran yang harus
diberikan.
3.
Tidak memadai pelajarn tradisional.
Dalam
menentukan bahan pelajaran harus disediakan pilihan pilihan atau seleksi karena
suasanya bahan yang tersedia dan terbatasnya waktu belajar serta kemampuan
anak. Kriteria
dalam menentukan bahan bahan tersebut ialah :
1.
Tujuan
2.
Nilai sebagai warisan
3.
Penguasaan disiplin
4.
Nilainya bagi kehidupan dalam masyarakat.
5.
Kebutuhan dan minat anak.
Lingkup
pembinaan oleh kepala sekolah dan guru :
1.
Pencapaian tujuan lembaga pendidikan/sekolah
2.
Efektifitas dan efesiensi strategi pelaksanaan kurikulum
3.
Menilai keberhasilan upaya pembinaan kurikulum yang dilaksanakan
staf
4.
Proses belajar mengajar atau hasil belajar
5.
Pelaksanaan bimbingan penyuluhan
6.
Pembinaan administrasi sekolah
7.
Pembinaan pribadi
B.
Balance dalam Kurikulum
Balance adalah adanya kesinambungan kurikulum dari berbaai jenis
mata pelajaran/ sinergi antara mata pelajaran. Kesinambungan ini dapat
dipandang dari dua segi, yaiti :
a.
Kesinambungan isi (apa yang dipelajari)
b.
Kesinambungan cara (proses belajar)
Masalah balance
ini kurang dirasakan pada sekolah komperhensif yang menggunakan sistem kredit
di samping karena mata pelajaran wajib tersedia sejumblah mata pelajaran yang
dijadikan pilihan yang dapat di ambil oleh siswa. Dan pada umumnya akan
diusahakan adanya kesinambungan yang berkenaan dengan intlektual, moral,
social, fisik, ekstetis, dan ketrampilan agar setiap anak mendapat pendidikan
yang harmonis. Selanjutnya kesinambungan juga mengenai cara/ proses belajar,
tak semua siswa mempunyai data belajar siswa yang sama. Dan sinilah maka
diperlukan kesinambungan agar siswa tidak
bosan dan bisa mengembangkan kemampuan setinggi tingginya.
C.
Squence dalam Pendidikan
“sequence” dimaksud urutan pengalaman belajar diberikan secara
terbiasa/ sering. Ini disahkan sebagai kapan pengalaman belajar atau bahan
pelajaran itu harus diberikan, atau disampaikan dikelas menjadi beberapa bahan
pelajaran tertentu yang harus di ajarkan. Penempatan
bahan pelajaran berupamata pelajaran sudah jauh berbeda dengan sebelum perang
dunia 11. Matematika yang dulu di ajarkan
di smp kini sudah diberikan dikelas 1 SD. Dalam
penentuan sequence dapat di ikuti dua pendekatan yaitu :
a.
Menyesuaikan bahan dengan anak.
b.
Menyesuaikan anak dengan bahan.
Factor factor dalam penentuan sequence adalah :
1.
Taraf kesulitan bahan pelajaran
2.
Apersepsi atau pengalaman yang telah ada
3.
Kematangan anak
4.
Usia mental anak
5.
Minat anak
Lankah langkah sequence
a.
Dari mudah kepada yang
sulit
b.
Dari yang sederhana kepada yanmg kompleks
c.
Dari keseluruhan kepada yang belum diketahui
d.
Dari keseluruhan kepada bagian bagiannya
e.
Mengikuti kronologis sejarah
f.
Dari yang konkrit kepada yang abstrak
g.
Dari contoh contoh yang konkrit kepada generalisasi
Dalam proses sequence sendiri para pengembang kurikulum, garus
memperhatikan tingkat kedewasaan, latar belakang pengalaman. Tingkat
kematangan, minat siswa, serta tingkat kegunaan dan kesukaran mata pelajaran. Scope
dan sequence erat hubunganya dalm penyusunan kurikulum, oleh sebab itu setiap
bahan harus diberikan pada waktu yang tepat.
MACAM-MACAM KURIKULUM
A.
Kurikulum Humanistik
Fungsinya untuk
menyiapkan peserta didik dengan berbagai pengalaman naluriah yang sangat
berperan dalam perkembangan individu. Tujuan pendidikannya adalah suatu proses
atas diri individu yang dinamis, berkaitan dengan pemikiran, integritas, dan
otonominya. Guru diharapkan dapat membangun hubungan yang emosional yang baik
dengan peserta didik. Peranan guru dalam hal ini sebagai berikut :
1. Mendengar
pandangan realitas peserta didik secara komprehensif.
2. Menghormati
individu peserta didik dan tampil alamiah, otentik serta tidak dibuat-buat.
Peserta didik
diajar untuk membedakan hasil belajar/pengalaman pelajaran yang pernah
dilakukan oleh gurunya. Evaluasinya lebih memberi penekanan pada proses yang dilakukan. Guru
diharapkan mengetahui respon peserta didik terhadap kegiatan mengajar,
mengamati apa yang sudah dilakukannya untuk melihat umpan balik setelah
kegiatan belajar mengajar. Acuan dalam kurikulum humanistik, antara lain :
a. Integrasi semua domain afeksi peserta didik
(emosi, sikap dan nilai) dengan
domain kognisi (kemampuan dan pengetahuan). Integrasi dapat terjadi, kurikulum
harus terdiri dari elemen berikut : partisipasi, integritas, interaksi,
perasaan, kegiatan, pribadi, relevan dengan kebutuhan hidup dan tujuan sosial.
b. Kesadaran
dan kepentingan
c. Respon
terhadap ukuran tertentu, kurikulum ini perlu mempertimbangkan motivasi untuk
pencapaian hasil dan minat peserta didik.
B.
Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Kurikulum ini
sangat memperhatikan hubungan dengan sosial masyarakat dan politik perkembangan
ekonomi. Percepatan kurikulum ini dapat terjadi ketika para orang tua dan
masyarakat terlibat dalam mengajar dan berperan dalam pelayanan sosial. Kurikulum
ini bertujuan untuk menghadapkan siswa pada permasalahan manusia dan kemanusiaan
termasuk pengetahuan sosial, ekonomi dan lain-lain.
Kegiatan yang dilakukan dalam kurikulum ini melibatkan :
1.
Survei kritis terhadap suatu masyarakat
2.
Studi yang melihat hubungan antara ekonomi lokal dengan nasional /
internasional
3.
Studi pengaruh sejarah dan kecenderungan situasi ekonomi lokal
4.
Ujicoba kaitan praktik politik dengan perekonomian
5.
Berbagai pertimbangan perubahan politik
6.
Pembatasan kebutuhan masyarakat pada umumnya
Dalam kurikulum
ini, guru berperan menghubungkan tujuan peserta didik dengan manfaat lokal,
nasional dan internasional. Para siswa diharapkan dapat menggunakan minatnya
dalam menemukan jawaban permasalahan sosial yang dibahas di kelas. Pembelajaran
kurikulum ini harus memenuhi 3 kriteria yaitu : nyata, membutuhkan tindakan dan
harus mengajarkan nilai.
Evaluasinya
yaitu kemampuan siswa dalam menyampaikan permasalahan, kemungkinan pemecahan
masalah, pendekteksian tentang dunia, dan kemauan mengambil tindakan atas suatu
ide. Siswa diharapkan dapat menilai pembelajaran mandiri yang sudah dilakukan
untuk melihat apa yang sudah mereka pelajari.
C.
Kurikulum Teknologi
Kurikulum ini
menekankan pada efektifitas program metode dan material untuk mencapai suatu
manfaat dan keberhasilan. Teknologi mempengaruhi kurikulum dalam 2 cara yaitu aplikasi
(suatu rencana penggunaan alat dan media) dan teori (digunakan dalam
pengembangan dan evaluasi material kurikulum dan instruksional). Teknologi kurikulum adalah keyakinan bahwa materi
kurikulum yang digunakan oleh siswa seharusnya dapat menghasilkan kompetensi
khusus bagi mereka.
Teknologi
berperan dalam meningkatkan kualitas kurikulum dengan memberi konstribusi
mengenai keefektifan instruksional, tahapan instruksional dan memantau
perkembangan peserta didik. Kelemahan kurikulum ini adalah kurangnya perhatian
pada penerapan dan dinamika inovasi. Teknologi ini menekankan pengembangan
efektifitas produk, sedangkan perhatian untuk mengubah lingkungan yang lebih
luas seperti organisasi sekolah, sikap guru, dan cara pandang masyarakat sangat
kurang.
D.
Kurikulum Akademik
Para ahli
akademik mengembangkan sebuah kurikulum yang akan melengkapi siswa untuk masuk
ke dunia pengetahuan, dengan konsep dasar dan metode untuk mengamati, hubungan
antara sesama, analisis data dan penarikan kesimpulan. Sebagai anggota
masyarakat mereka perlu mengikuti perkembangan disiplin ilmu dengan memahami
dan mendukungnya untuk menjadi seorang ahli dalam bidang tertentu. Kelemahannya adalah kegagalan dalam memberikan perhatian
pada yang lainnya, dan melihat bagaimana isi dan disiplin dapat membawa mereka
pada permasalahan kehidupan modern yang kompleks, yang tidak dapat dijawab oleh
satu ilmu saja.
E.
Model Dinamik
Dalam model
ini, proses kurikulum tidak mengikuti pola urutan tertentu. Pengembangan
kurikulum dapat dimulai dengan unsur kurikulum apapun dan diproses dalam urutan
apapun.
Fase-fase dalam persiapan alamiah kurikulum, sebagai berikut :
1.
Berbagai pernyataan flatform, melalui gagasan, preferensi, sudut
pandang, keyakinan dan nilai.
2.
Deliberasi / pertimbangan mendalam
3.
Pengembang kurikulum mengambil keputusan-keputusan mengenai
berbagai komponen proses (unsur kurikulum)
Menurut Skil Beck, fase pengembangan kurikulum, yaitu : analisis
situasi, formulasi program, pembangunan program, interpretasi dan implementasi,
monitoring, umpan balik, penilaian dan rekonstruksi serta penilaian kebutuhan
suatu proses pendefinisian dan pemprioritasan kebutuhan pendidikan, ketika
terjadi kesenjangan antara hasil seswa dengan pendidikan yang diberikan.
F.
Konsep Kurikulum
Adalah landasan
dasar tentang apa yang kita pikirkan dan tindakan apa yang kita lakukan
mengenai kurikulum. Lima konsepsi
yang didasarkan atas pendapat Mc Neil dan Eisner :
1.
Konsepsi rasional akademik : peningkatan kemampuan intelektual
individu melalui studi terhadap mata pelajaran yang bermanfaat.
2.
Konsepsi proses-proses kognitif : menyokong perkembangan
keterampilan kognitif yang memungkinkan siswa untuk belajar sehingga dapat
memecahkan permasalahan mereka sendiri.
3.
Konsepsi humanistik yaitu :
bahwa sekolah harus memberikan berbagai pengalaman belajar secara intrinsik
untuk meningkatkan pertumbuhan personal.
4.
Konsepsi rekonstruksi sosial : kurikulum sekolah harus baik untuk
semuanya.
5.
Konsepsi teknologis : berusaha menghasilkan suatu resolusi yang
lebih efektif dan efisien terhadap tujuannya.
Konsepsi elektrik : pengombinasian 2/lebih konsepsi yang cocok
secara nalar.
KTSP
A. Pengertian
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP merupakan
penjabaran lebih lanjut dan sekaligus sebagai evaluasi dari pada KBK pada
tingkat-tingkat satuan pendidikan. dengan demikian ktsp merupakan implementasi
dari KBK pada tingkat satuan pendidikan tertentu.
B. Kerangka
Dasar Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan
1. Prinsip
pengembangan KTSP
a. Prinsip
umum pengembangan kurikulum berbasis kompetensi:
1. Peningkatan
Keimanan, Budi pekerti luhur dan penghayatan nilai-nilai budaya
2. Keseimbangan
etika, logika, estetika dan kinestika
3. Penguatan
integritas nasional
4. Perkembangan
pengetahuan dan teknologi infomasi
5. Pengembangan
kecakapan hidup
6. Pilar
pendidikan
7. Komprehensif
dan berkeseimbangan
8. Belajar
sepanjang hidup
9. Difersifikasi
kurikulum
b. Prinsip
pengembangan kurikulum berbasis kompetensi pada tingkat satuan pendidikan
Berpusat pada
potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya:
1. Beragam
dan Terpadu
2. Tanggap
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
3. Belaja
sepanjang hayat
4. Seimbang
antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
2. Prinsip
Pelaksana Kurikulum
Pelaksanaan
kurikulum didasarkan pada potensi dan kondisi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang berguna bagi dirinya. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakan
lima pilar belajar yaitu:
a. Belajar
untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Belajar
untuk memahami dan menghayati
c. Belajar
untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
d. Belajar
untuk hidup bersama
e. Belajar untuk membangun dan menemukan jadi
diri melalui proses pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif dan menyenangkan
f. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta
didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan dan percepatan
sesuai dengan potensi
3. Kerangka
dasar KTSP
Kerangka dasar
dan struktur KTSP meliputi 4 (empat) kompenen yaitu: standar kompetensi dan
kompetensi dasar, penilaian berbasis kelas, kegiatan belajar mengajar dan
pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.
a. Standar
kompetensi dan kompetensi dasar
Standar
kompetensi merupakan seperangkat kompetensi yang dilakukan secara nasional dan
diwujudkan dengan hasil belajar peserta didik, SK dan KD menjadi arahan dan
landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian.
b. Kegiatan
belajar mengajar
Sistem
pengelolaan KTSP menuntut kegiatan belajar mengajar yang memperdayakan semua
potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. KBM dilandasi
oleh prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat
pada peserta didik (student Center).
2. Mengembangkan
kreativitas peserta didik.
3. Menciptakan
kondisi menyenangkan.
4. Mengembangkan
beragam kemampuan yang bermuatan nilai.
5. Menyediakan
pengalaman belajarnya yang beragam.
6. Belajar
melalui berbuat (learning loy doing).
C. Penilaian
berbasis kelas
Merupakan
kegiatan pengumpulan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik
untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang ditetapkan. Peraturan pemerintah
no.19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal6 ayat 1 menyatakan
bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
1. Kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
2. Kelompok
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
3. Kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Kelompok
mata pelajaran estetika.
5. Kelompok
mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
EmoticonEmoticon