Pengertian Strategi Pembelajaran aktif, Strategi Pembelajaran Aktif - Kalau mengamati pendidikan di Indonesia, kita akan mendapatkan beberapa fenomena dan indikasi yang sangat tidak kondusif untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju dalam bidang pendidikan. Hal tersebut karena sampai saat ini, pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan perangkat fakta yang harus dihafal.
Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan ceramah menjadi pilihan utama dalam strategi belajar mengajar. Untuk itu diperlukan strategi belajar yang tidak merngharuskan siswa menghafal fakta fakta tetapi mendorong siswa mengonstruksikan di benak mereka.
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
a.
Pengertian pembelajaran aktif
Strategi active learning adalah strategi belajar mengajar yang
bertujuan meningkatkan mutu pendidikan. Untuk mencapai keterlibatan siswa agar
efektik dan efiisien dalam belajar, dibutuhkan berbagai pendudukung dalam
proses belajar mengajar, yaitu dari sudut siswa, guru, situasi belajar, program
belajar, dan dari sarana belajar. Metode active learning, menurut Ujang Sukanda
adalah cara pandang yang menanggap belajar sebagai kegiatan memebangun makna
atau pengertian terhadap pengalaman dan informasi yang dilakukan siswa, bukan
oleh guru, serta menganggap mengajar sebagai kegiatan menciptakan suasana yang
mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar siswa sehingga berkeinginan
terus untuk belajar selama hidup nya, dan tidak bergantung kepada guru atau
orang lain apabila mereka mempelajari hal hal yang baru.[1]
Menurut Melvin L. Silberman, stategi active learning merupakan
sebuah kesatuan sumber kumpulan stategi pembelajaran yang komperhensif,
meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik menjadi aktif.
Strategi active learning sukar didefinisikan secara tegas sebab
semua cara belajar mengandung unsur keaktifan dari siswa, meskipun dengan kadar
keaktifan yang berbeda. Keaktifan dapat muncul dalam berbagai bentuk, tetapi
semua itu harus dikembaliakan pada satu karakteristik keaktifan dalam rangka
active learning strategi, yaitu keterlibatan intelektual, emosional dalam
kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan, asimilasi akomodasi kognitif dalam
pencapaian pebgetahuan, perbuatan serta pengalaman langsung terhadap umpan
baliknya dalam pembentukan keterampilan dan penghayatan serta internalisasi
nilai nilai dalam pembentukan sikap.
Bertitik tolak dari urauan diatas, dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa strategi active learning adalah salah satu cara atau strategi belajar
mengajar yang menuntut keaktifan serta partisipasi siswa dalam setiap kegiatan
belajar seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara
efektif da efisien.
Untuk menerapkan strategi active learning dalam proses belajar
mengajar, hakikat strategi active learning dapat dijabarkan kedalam prinsip
prinsip yang dapat diamatiberupa tingkah laku,. Prinsip prinsip strategi active
learning adalah tingkah laku mendasar yang selalu tampak dan menggambarkan
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, baik keterlibatan mental,
intelektual maupun emosional yang dalam banyak hal dapat diisyaratkan langsung
berbagai bentuk kektifan fisik.
b.
Prinsip prinsip strategi active learning
1.
Prinsip motivasi
2.
Prinsip latar konteks
3.
Prinsip keterarahan pada titik pusat atau fokus tertentu
4.
prinsip hubungan sosial
5.
Prinsip belajar sambil kerja
6.
Prinsip perbedaan perseorangan
7.
Prinsip menemukan
8.
Prinsip pemecahan masalah
Pada
hakiaktnya, siswa telah memeliki potensi dalam dirinya maka guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mencari dan menemukan informasi sendiri.
Dalam
pelaksanaan mengajar hendaknya diperhatikan beberapa prinsip belajar mengajar
pada waktu proses belajar mengajar siswa melakukan kegiatan secara optimal.
Oleh karena itu, prinsip prinsip diatas bukan hanya untuk diketahui, melainkan
yang lebih penting dilaksanakan pada waktu mengajar sehingga mendorong kegiatan
belajar siswa seoptimal mungkin.
c.
Komponen strategi active learning dan pendukungnya
1.
pengalaman
Siswa
akan belajar banyak melalui perbuatan. Pengalaman langsung mengaktifkan lebih
banyak indra dari pada hanya melalui pendengaran. Untuk mengenal adanya benda
tenggelam dan terapung dalam air, siswa akan merasa lebih mantap apabila mencobanya
sendiri dari pada hanya menerima penjelasan guru.
2.
Interaksi
Belajar
akan berlangsung dengan baik dan meningkat kualitasnya apabila berdiskusi, saling
bertanya dan mempertanyakan, dan atau saling menjelaskan. Pada saat siswa
ditanyakan hal yang mereka kerjakan, mereka terpacu untuk berpikir menguraikan
lebih jelas sehingga kualitas pendapat itu lebih baik.
Diskusi,
dialog dan tukar gagasan akan membantu siswa mengenal hubungan hubungan baru
tentang sesuatu dan membantu mereka memiliki pemahaman yang lebih bak. Siswa
perlu berbicara secara bebas dan tidak terbayang bayangi rasa takut. Sekalipun
dengan pertanyaan yang menuntut alasan atau argumen. Argumen dapat membantu
mengoreksi pendapat asalkan didasarkan pada bukti.
3.
Komunikasi
Pengungkapan
pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tulisan, merupakan kebutuhan
siswa dalam mengungkapkan dirinya untuk mencapai kepuasan. Pengungkapan
pikiran, baik dalam mengemukakan gagasan sendiri maupun menilai gagasan orang
lain, akan memantapkan pemahaman siswa tentang sesuatu yang sedang dipikirkan
atau dipelajari.
4.
Refleksi
Apabila
siswa mengungkapkan gagasan kepada orang lain dan mendapat tanggapan, ia akan
merenungkan kembali gagasannya, kemudian melakukan perbaikan sehingga memiliki
gagasan yang lebih mantap. Refleksi dapat terjadi sebagai akibat dari inetraksi
dan komunikasi. Umpan balik dari guru atau siswa lain terhadap hasil kerja
seorang siswa, yang berupa pertanyaan yang matang (mebuat siswa berpikir),
dapat merupakan pemicu bagi siswa untuk melakukan refleksi tentang apa yang
sedang dipikirkan atau dipelajari.
Pendukung
dari komponen strategi active learning adalah sebagai berikut :
1.
Sikap dan perilaku guru
Sesuai
dengan pengertian mengajar, yaitu menciptakan suasana yang mengembangkan
inisiatif dan tanggung jawab belajar siswa maka sikap dan perilaku guru
hendaknya :
a.
terbuka, mau mendengarkan pendapat siswa
b.
membiasakan siswa untuk mendengarkan apabila guru atau siswa lain berbicara
c.
menghargai perbedaan pendapat
d.
mendorong siswa unuk memperbaiki kesalahannya
e.
menumbuhkan rasa percaya diri siswa
f.
memberi umpan balik terhadap hasil kerja siswa
g.
tidak terlalu cepat membantu siswa
h.
tidak kikir untuk memuji dan menghargai siswa
i.
tidak mentertawakan pendapat atau hasil karya siswa sekalipun kurang
berkualitas
j.
mendorong siswa untuk tidak takut salah dan berani menanggun resiko
2.
Ruang kelas yang menunjang aktif
a.
berisikan banyak sumber belajar, seperti buku dan benda nyata
b.
berisi banyak alat bantu belajar, seperti media atau alat peraga
c.
berisi banyak hasil karya siswa, seperti lukisan, laporan percobaan dan alat
hasil percobaan
d.
letak bangku dan meja diatur sedemikian rupa sehingga siswa leluasa untuk
bergerak
komponen
belajar aktif dan pendukungnya menunjukan adanya upaya saling mempengaruhi dan
saling mendukung antara satu dan yang lainnya, misalnya tampilan siswa(pengalaman,
interaksi, komunkasi, dan erefleksi), tampilan guru (sikap dan perilaku guru)
dan tampilan ruang kelas. Dari sini jelas sekali bahwa guru merupakan aktor
intelektual perkayasa tampilan siswa dan tampilan ruang kelas. Guru lah
fasilitator terciptanya kedua tampilan tersebut. Dengan kata lain, suasana
belajar aktif hanya mungkin terjadi apabila guru turut aktif sebagai
fasilitator. Tidaklah benar pendapat bahwa dalam kegiatan belajar mengajar yang
bernuansa belajar aktif, hanya siswa yang aktif, sedangkan gurunya tuidak.
Keduanya aktif, tetapi dalam peran masing masing. Siswa aktif dalam belajar dan
guru aktif dalam mengolah kegiatan belajar mengajar (KBM).[2]
B.
TUJUH ARGUMEN STRATEGI
PEMBELAJARAN AKTIF
Ada beberapa alasan memilih untuk
menggunakan strategi pembelajaran aktif, baik dari kepentingan siswa/ mahasiswa
maupun kepentingan guru atau dosen.
1. Argumen Pertama : teori belajar Confusius
Berkaitan
dengan strategi pembelajarn, Confusius telah mengatakan ribuan tahun yang lalu
bahwa :
a. what ihear, i forget
b. what i see, i remember, dan
c. what i do, i understand
Tampaknya,
bagi Confusius, strategi pembelajaran yang paling baik adalah yang melibatkan
siswa/mahasiswa berlaku aktif dalam praktik (berbuat). Sebab dengan berbuat
atau prakik, mahasiswa telah memahami apa yang menjadi tujuan pembelajaran.
Strategi ceramah yang lebih banyak memanfaatkan kemampuan mendengar tidak membawa
banyak keberhasilan berjalan atau terjadinya perubahan (dari belum bisa menjadi
bisa, atau dari belum tahu menjadi tahu) oada diri siswa/ mahasiswa. Strategi
yang memanfaatkan visual akan lebih memungkinkan mahasiswa / siswa mengingat
materi pelajaran, karena strategi ini dapat membentuk sebuah gambar atau
ingatan dalam otak mahasiswa atau siswa.
2.
Argumen Kedua : teori belajar Mel Silberma
Mel
Silberman mengatakan dalam bukunya active learning : 101 Strategis To Teach Any
Subject bahwa :
a.
what i hear, i forget
b.
what i hear and see, i remember a little
c.
what i hear, see, and ask question about or discuss with someone else, i begin
to understand
d.
what i hear, see, discuss, and do, i aquire knowledge and skill
e.
what i teach to another, i master
Tampaknya,
strategi pembelajaran yang paling bagus bagi Mel Silberman adalah ketika
mahasiswa mampu berpura pura menjadi dosen (what teach to another). Sebab jika mahasiswa
telah mampu mengerjakan sesuatu kepada orang lain, berarti ia telah menguasai
materinya. Strategi ini didasarkan pada asumsi bahwa : pertama, apa yang
dialami siswa/mahasiswa dalam proses pembelajaran melalui pendengaran (strategi
ceramah) semata akan cenderung terlupakan. Kedua,strategi pembelajaran ysng
memanfaatksnkemampuan mendengar. Ketiga strategi yang memanfaatkan kemampuan
secara sinergis antara pemndengaran, penglihatan, bertanya tentang sesuatu,
atau mendiskusikan sesuatu dengan mahasiswa lain dapat membantu mahasiswa mulai
memahami materi atau telah terjadi keberhasilan pembelajaran. Keempat.,
strategi yang melibatkan kemampuan secara sinergis antara pendengaran,
penglihatan diskusi dan berbuat sesuatu dapat membantu mahasiswa memperoleh
pengetahuan dan kecakapan.
3. Argumen Ketiga : teori Styles
Gaya
belajar adalah kunci untuk mengembangkan potensi diri, karena ia berkaitan
dengan kesenangan dalam mengembangkan diri. Untuk memuaskan mahasiswa dala
proses pembelajaran, dosen disarankan untuk memperhatikan gaya belajar
mahasiswanya.
Kecenderungan
gaya belajar mahasiswa dapat juga dilihat dari sisi lain. Pertama, learners as
activit (mahasiswa sebagai Aktivis), yang lebih menyukai proses pembelajaran
eksperimental, simulasi, studi kasus, dan mengerjakan tugas tugas. Kedua,
learners as reflector (mahasiswa sebagai reflektor), yang lebih menyukai proses pembelajaran dengan
memanfaatkan strategi elisitasi, brainstrorming, diskusi, debat, dan seminar.
Ketiga, learners as theorist (mahasiswa sebagai teoretikus), yang lebih menyukai
proses pembelajaran dengan memanfaatkan strategi riset atau membaca buku
langsung, maupun analogi, dan membandingkan antar teori. Keempat, learners as
pragmatist (mahasiswa sebagai pragmatis), yang lebih menyukai proses
pembelajaran dengan memanfaatkan pengalaman konkret di laboratoriun, bekerja
dilapanngan dan observasi.
4. Argumen Keempat : teori mengajar
Paling
tidak ada tiga jenis teori mengajar (theories of teaching). Pertama, mengajar
sebagai suatu proses transisi atau penurutan. Mengajar mahasiswa adalah suatu
usaha dosen untuk menuangkan sebanyak banyak materi pelajaran kepaa mahasiswa
dengan lebih mengandalkan pemanfaatan kemampuan mendengar mahasiswa. Dalam hal
ini, peran besar dosen seperti tuhan atau dewa yang meneteskan wahyu kepada
nabi atau pesuruhnya, sehingga pengetahuan menjadi seperti wahyu yang sudah
jadi. Evaluasi hasil belajar mahasiswa dalam hal ini cenderung hanya
mengandalkan pen and paper.
Kedua,
mengajar sebagai suatu usaha dosen untuk mengolah proses pengorganisasian
aktivitas mahasiswa. Tampaknya, proses pembelajaran disini hanya menekankan
pada kesibukan mahasiswa dalam mengerjakan sesuatu tanpa bimbingan, arahan atau
klarifikasi atas keberhasilan proses pembelajaran.
Ketiga,
mengajar adalah sebuah proses untuk memperoleh hasil belajar kompetensi
mahasiswa. Peran dosen dalam hal ini dapat beragam, seperti fasilitator,
motivator, katalisator, atau model sesuai kompetensi yang diharapkan dosen.
Peran besar mahasiswa adalah mengolah sendiri atau menciptakan ilmu pengetahuan
atau mencoba mengaitkannya dengan pengetahuan sebelumnya. Dengan demikian ilmu
pengetahuan adalam hasil rekayasa atau konstruksi mahasiswa, sehingga strategi
pembelajaran yang paling tepat adalah pembelajaran aktif yang sesuai dengan
tingkat kompetensi yang diharapkan.
5. Argumen Kelima : kesamaan cara
kerja otak dengan komputer
Tamapaknya,
ada kemiripan antara kerja otak dan kerja komputer. Komputer memiliki sofware
(seperti program-program), folder folder tempat penyimpanan data atau informasi
(file file), sistem penyimpanan, dan sistem pemanggilan ulang file dari folder.
Sebagaimana komputer, otak manusia juga memiliki software yang kompleks yang
terdiri atas ratusan juta foldar tempat penyimpanan informasi. Otak juga
memiliki siostem pemanggilan ulang informasi (file) dari folder. Disamping itu,
otak manusia juga perlu di on kan terlebih dahulu sebelum bekerja, dan lebih
jauh diperlukan mengembangkan apersepsi atau menumbuhkan motivasi sebelum masuk
ke informasi yang lebih mendetail dan sulit.
6. Argumen keenam : how the brain
works
` Menurut perspektif kepentingan
mahasiswa, pembelajaran aktif atau inofatif sangat banyak membantu kemampuan
mereka dalam menyimpanan informasi hasil belajar (ranah kognisi, afeksi, dan
psikomotor) kedalam ingatan jangka panjang (long tern memory) otak mereka.
7. Argumen ketujuh : social side of
active lerning
Pembelajaran
aktif sebagai efek langsung atau tidak langsung dari proses pembelajaran
mahasiswa memiliki beberapa manfaat.
1. Pembelajaran aktif mendorong
mahasiswa terbiasa hidup kolaboratif yang sama sama bertujuan mencapai
keberhasilan tujuan pembelajaran.
2.
Pembelajaran aktif membantu mahasiswa menemukan perspektif berbeda
karena perbedaan pengalaman hidup, kecenderungan harapan, atau tuntutan hasil
belajar mereka.
3. Pembelajaran aktif mendorong
kesadaran mahasiswa untuk bersikap toleran terhadap perbedaan, ambiguitas, dan
kompleksitas.
4. Pembelajaran aktif membantu
mahasiswa mengenal dan menemukan akar asumsi asumsi mereka.
5. Pembelajaran aktif mendorong
mahasiswa terbiasa belajar mendengar yang santun, asertif dan attentive
6. pembelajaran aktif mengembangkan
sikap menghargai tumbuhnya perbedaan pandangan dan sikap, khususnya dikalangan
mahasiswa.
7. pembelajaran aktif menumbuhkan
sikap dan kebiasaan egaliter, khususnya di kalangan mahasiswa.
8. pembelajaran aktif membantu
mahasiswa selalu terkesan dengan topik pelajaran.
9. pembelajaran aktif mendorong
mahasiswa untuk memiliki sikap hormat terhadap ucapan dan pengalaman mereka.
10. pembelajaran aktif membantu
mahasiswa belajar menghargai proses dan kebiasaan berpikir demokratis.
11. pembelajaran aktif membuktikan
kepada mahasiswa bahwa mereka juga sebagai ko-pencipta ilmu pengetahuan
disamping dosen.
12. pembelajaran aktif dapat
mendorong mahasiswa mengembangkan kebiasaan mengkomunikasikan pikiran dan ide
secara jelas
13. pembelajaran aktif menumbuhkan
wawasan luas dan membuat mahasiswa lebih empitis.
14. pembelajaran aktif membantu
mahasiswa mengembangkan pola pikir pada level sintesis.
15. pembelajarn aktif mengiring
mahasiswa ke arah terjadinya transformasi intelektual yang natural.[3]
C.
Ciri ciri PAKEM
a. Menurut Pelatihan MBS
secara
singkat ciri ciri PAAKEM digambarkan dalam buku pelatihan awal program MBS. Pelatihan
ini merupakan program kerja sama pemerintah Indonesia dangan UNESCO dan UNICEF.
Berikut ciri ciri nya :
1)
Siswa
terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan
mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat
2)
Guru
menggunakan berbagai alat bantu dan cara dalam membangkitkan semangat, termasuk
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran
menjadi menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.
3)
Guru
mengatur kelas dengan cara memajang buku buku dan bahan ajar yang lebih menarik
dan menyediakan pjok baca
4)
Guru
menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif termasuk belajar
kelompok
5)
Guru
mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam pemecahan suatu masalah
untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.
b. Menurut Rose dan Nocholl (2003)
Sehubungan
dengan ciri menyenangkan dalam pakem ini, Rose an Nocholl mengatakan bahwa ciri
ciri pembelajaran yang menyenangkan adalah sebagai berikut :
1)
Menciptakan
lingkungan tanpa stress
2)
Menjamin
bahwa bahan ajar itu relevan.
3)
Menjamin
bahwa belajar secara emosional adalah positif
4)
Melibatkan
secara sadar semua indra otak kiri maupun kanan
5)
Menantang
pesrta didik untuk dapat berpikir jauh kedepan dan mengekspresikan apa yang
sedang dipelajari, dengan sebanyak mungkin kecederdasan yang relevan untuk
memahami bahan ajar.[4]
D.
Contoh Strategi Pembelajaran Aktif
1.
Mengajar
Sesama Teman (Peer Lessons)
Strategi ini baik digunakan untuk menggairahkan kemauan mahasiswa
untuk mengajarkan materi kepada temannya. Jika selama ini ada pameo yang
mengatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan
kepada orang lain, maka strategi ini akan sangat membantu mahasiswa didalam
mengajarkan materi kepada teman teman sekelas.
2.
Kontrak
Nilai (Learning Contract)
Belajar mandiri sering lebih mendalam dan lebih permanen
pengaruhnya. Tetapi anda harus yakin bahwa ada kesepakatan yang jelas tenatang
apa dan bagaimana sesuatu akan dipelajari. Salah satu caranya adalah dengan
learning contact ini.
3.
Mencari
Pasangan (Index Card Match)
Ini adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunaka untuk
mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya.
4.
Memberi
Pertanyaan dan Menerima Jawaban (Giving Question an Getting Answers)
Strategi ini sangat baik digunakan untuk melibatkan mahasiswa dalam
mengulang mataeri kuliah yang telah disampaikan. Strategi ini tepat digunakan
di akhir pertemuan yaitu 15 menit terahir misalnya, atau diakhir semester
sebagai rangkuman atau pengulangan semua materi yang telah diberikan selama
satu semster.[5]
PENUTUP
Dalam
proses belajar mengajar siswa belajar dari pengalamannya, mengonstruksi
pengetahuan, kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Dengan menagalami
sendiri, menemukan sendiri, secara berkelompok seperti bermain, siswa menjadi
senang sehingga tumbuhlah minat untuk belajar.
Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang
dipelajari dapat dipahami sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang
sebelumnya tidak dapat dilakukannya. Disinilah suatu perubahan kelakuan.
DAFTAR PUSTAKA
Ujang Sukanda, Belajar Aktif dan Terpadu, Surabaya : Duta
Graha Pustaka, 2003, hlm 9HAMDANI , STRATEGI BELAJAR MENGAJAR, BANDUNG CV
PUSTAKA SETIA 2011 HAL 48-52BERNAWY MUNTHE,DESAIN PEMBELAJARAN,YOGYA KARTA
PUSTAKA INSAN MADANI,2009 HAL63-69JAMAL MAKMUR ASMANI, 7 TIPS APLIKASI
PAKEM,YOGYAKARTA DIVA PERS 201183-85
HISYAM ZAINI DKK, STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DI
PERGURUANTINGGI, YUGYAKARTA CTSD 2002 HAL 60-67
[1] Ujang
Sukanda, Belajar Aktif dan Terpadu, Surabaya : Duta Graha Pustaka, 2003, hlm 9
[2] HAMDANI ,
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR, BANDUNG CV PUSTAKA SETIA 2011 HAL 48-52
[3] BERNAWY
MUNTHE,DESAIN PEMBELAJARAN,YOGYA KARTA PUSTAKA INSAN MADANI,2009 HAL63-69
[4] JAMAL
MAKMUR ASMANI, 7 TIPS APLIKASI PAKEM,YOGYAKARTA DIVA PERS 201183-85
[5] HISYAM
ZAINI DKK, STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DI PERGURUANTINGGI, YUGYAKARTA CTSD 2002
HAL 60-67
EmoticonEmoticon