Iman Kepada Rasul



Nabi  dan  Rasul  merupakan  dua  lafadh  yang  berbeda  tapi bersatu dalam hubungannya dengan syara’. Nabi  dalam  bahasa  Arab  berasal  dari  kata  naba.Dinamakan Nabi karena mereka adalah orang yang menceritakan suatu berita dan mereka adalah orang yang diberitahu beritanya (lewat wahyu).1 Rasul secara bahasa berasal dari kata yang berarti utusan. 


            Definisi secara istilah yang umum, Nabi adalah orang yang mendapatkan  wahyu  namun  tidak  diperintahkan  untuk menyampaikan sedangkan Rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu dalam syari’at dan diperintahkan untuk menyampaikannnya. Sebagian ulama menyatakan bahwa definisi ini memiliki kelemahan, karena tidaklah wahyu disampaikan Allah ke bumi kecuali untuk disampaikan, dan jika Nabi tidak menyampaikan maka termasuk menyembunyikan wahyu Allah. Begitu juga perintah menyampaikan wahyu (ayat al-Qur’an) di bebankan kepada semua orang-orang beriman, apalagi seorang nabi yang diberikan wahyu oleh Allah, pasti wahyu yang di terimanya untuk di sampaikan kepada ummatnya. Kelemahan lain dari definisi ini ditunjukkan dalam hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, 

“Ditampakkan kepadaku umat-umat, aku melihat seorang nabi dengan sekelompok orang banyak, dan nabi bersama satu dua orang dan nabi tidak bersama seorang pun.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Menurut Imam Baidhawi, dalam menafsirkan firman Allah QS Al-Hajj[22]; 52 ;

Artinya : dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang Rasulpun dan tidak (pula) seorang Nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan,( QS Al-Hajj[22];52),

          Rasul adalah orang yang diutus oleh Allah swt.dengan syari’at yang  baru  untuk  menyeru  manusia  kepadaNya.  Sedangkan  nabi adalah  orang  yang  diutus  Allah  swt.untuk  menyampaikan  syari’at yang sebelumnya.2 Jadi Rasul adalah orang yang di perintahkan oleh Allah untuk menyampaikan syari’atnya sendiri sedangkan Nabi adalah orang yang di perintahkan oleh Allah untuk menyampaikan syari’at yang telah ada dan di wahyukan kepada rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syari’at yang baru. Ia hanya  melanjutkan  atau  membantu  menyebarkan  syari’at  yang dibawa nabi Musa AS. 

Sifat-sifat Terpuji yang dimiliki para Nabi Rasul
Setiap Nabi dan Rasul tentu mempunyai derajat yang berbeda-
beda sesuai dengan ketinggian dan keistimewaan kedudukannya. Namun, dalam hal sifat para Nabi dan Rasul mempunyai sifat-sifat yang sama. Sifat-sifat yang dimiliki oleh para Nabi dan Rasul ada 4 (empat ). Yaitu sifat sidiq, Amanah, Tabliq dan fatanah.

Adapun sifat wajib Nabi dan Rasul sebagai berikut :

a. Sifat-sifat wajib para Nabi dan Rasul Allah SWT
1) Siddiq yang berarti Jujur atau  benar. Para Nabi dan Rasul pasti
mempunyai sifat yang jujur, mereka tidak mungkin berdusta
2) Amanah yang berarti dapat dipercaya, Para nabi dan Rasul pasti
mempunyai sifat dapat dipercaya
3) Tabliq    yang    berarti    menyampaikan,    Para    Rasul    pasti menyampaikan wahyu dari awal untuk umatnya
4) Fatanah yang berarti cerdas, pandai dan bijaksana

b. Sifat-sifat mustahil para Nabi dan Rasul Allah SWT
1) Kizib yang berarti bohong atau pendusta
2) Khianat   yang   berarti   mengingkari   janji  atau  tidak  dapat dipercaya
3) Kitman yang berarti menyembunyikan
4) Baladah yang berarti bodoh atau dungu


c.  Sifat-sifat Jaiz para Nabi dan Rasul Allah SWT
Sifat jaiz bagi Nabi dan Rasul adalah sifat yang terdapat pada Nabi
dan Rasul tanpa mengurangi atau merendahkan martabatnya sebagai manusia pilihan Allah SWT, mereka ternyata mempunyai sifat-sifat seperti manusia. Sebab Nabi dan Rasul pada umumnya juga manusia biasa. Adapun sifat-sifat Jaiz yang dimiliki oleh para Nabi dan Rasul seperti makan, minum , berkelurga dan lain sebagainya.

Tanda-tandberiman kepada Nabi dan Rasul Allah SWT

Setiap muslim wajib beriman kepada Nabi dan Rasul-rasul Allah SWT sejak Nabi Adam AS sampai Nabi Muhammad SAW sebab didalam ajaran Islam tidak boleh membeda-bedakan Keimanan kepada Rasul Allah SWT. Seorang muslim beriman dan menyakini kebenaran ajaran yang dibawakan para Rasul tentu dalam dirinya terdapat tanda-tanda yang mencerminkan ke-Imanannya kepada para Nabi dan Rasul Allah SWT. Terutama dalam sikap prilaku sehari-hari. Diantara tanda-tanda yang dapat mencerminkan keimanan kepada Nabi dan Rasul adalah :

a. Mempercayai bahwa diantara para Nabi dan Rasul itu ada 5 (lima) orang yang termasuk Ulul Azmi yaitu Nabi Muhammad SAW, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa As, Nabi Musa AS dan Nabi Nuh AS. Ulul Azmi adalah Nabi dan Rasul yang dikenal memiliki kesabaran dan Ketabahan yang luar biasa didalam memnghadapi rintangan atau cobaan dari kaumnya.

b. Mempercayai sepenuh hati bahwa para Nabi dan Rasul Allah SWT.
Itu mempunyai sifat-sifat yang mulia.

c.  Mempercayai sepenuh hati bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup seluruh Nabi dan Rasul. Beliau bertugas menyempurnaan agama Samawi ( agama yang bersumber dari Allah SWT).

d. Meneladani akhlaq dan kepribadian para Rasul Allah SWt yang Mulia. Dalam setiap diri Rasul Allah SWT pasti mempunyai akhlaq dan  kepridian  yang  mulia,  yang  harus  diteladani  oleh  umat manusia

e.  Mempercayai sepenuh hati bahwa Nabi dan Rasul adalah manusia yang  dipilih  ole Allah  SWT yang  ditugaskan  untuk menyampaikan wahyu dan ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia agar dijadikan pedoman hidup.

f. Mengamalkan ajaran yang dibawa oleh para Rasul Allah SWT, seorang yang beriman kepada Rasul-rasul Allah SWTTentu akan membenarkan dan mengamalkan ajaran para Rasul tersebut dalam kehidupan sehari-hari.


Contoh  Contoh Prilaku Beriman Kepada Nabi dan Rasul Allah SWT.

Sebagai seorang muslim yang beriman kepada Rasul Allah SWT, hendaknya  keimanan  yang  kita  miliki  dapat  diwujudkan  dalam bentuk sikap dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kita dituntut untuk berpedoman kepada sikap dan prilaku yang mulia seperti para Nabi dan Rasul Allah SWT.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »