Ada
banyak metode belajar mengajar yang biasa digunakan para guru dalam proses
belajar mengajar. Semua metode itu dapat diterapkan guru dalam melaksanakan
cara belajar siswa yang aktif yang menganut pendekatan proses.
Metode
pembelajaran atau strategi adalah suatu cara menyampaikan pesan yang terkandung
dalam kurikulum. Metode harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Metode pembelajaran ini, menjawab pertanyaan “how” yaitu bagaimana menyampaikan
materi atau isi kurikulum kepada siswa secara efektif. Oleh karenanya, walupun
metode pembelajaran adalah komponen yang kecil dari perencanaan pengajaran
(instructional plan), tetapi memiliki peran dan fungsi yang sangat penting
A.
Pengertian Metode Mengajar
Metode secara harfiyah
berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau
cara melakukan pekerjaan dengan menggunkakan fakta dan konsep-konsep secara
sistematis. Dalam dunia psikologi, metode berarti posedur sistematis (tata cara
yang berurutan) yang biasa digunakan untuk menyelidiki fenomena (gejela-gejala) kejiwaan seperti
klinik, metode eksperimen, dan sebagainya.[1]
Metode sangat
memegang peranan penting dalam pengajaran. Apapun pendekatan dan model yang
digunakan dalam mengajar, maka harus difasilitasi oleh metode mengajar. Menurut
Nana Sudjana metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
Dalam pengertian
lain metode mengajar merupakan cara-cara yanng digunakan guru untuk
menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan. Dalam kegiatan
mengajar makin tepat metode yang digunakan maka makin efektif dan efesien
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan antara guru dan siswa pada akhirnya
akan menunjang dan mengantarkan keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan
mengajar yang dilakukan oleh guru.
Karenanya guru harus dapat memilih dengan tepat metode apa yang akan digunakan
dalam mengajar dengan melihat tujuan belajar yang hendak dicapai, situasi dan
kondisi serta tingkatan perkembangan siswa.
Metode dalam
mengajar berperan sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar.
Dengan metode ini diharapkan terjadi interaksi belajar mengajar antara siswa
dengan guru dalam proses pembelajarn. Interaksi belajar mengajar sering disebut
juga dengan interaksi edukatif. Dalam interaksi edukatif baik siswa maupun
murid menjalakan tugas dan peran masing-masing. Guru sebagai alah satu sumber
belajar dan yang mengorganisasi, memfasilitasi, serta memotifasi kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan siswa melakukan aktifitas belajar dan memperoleh pengalaman belajar
yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku baik kognitif, afektif meupun
psikomotor dengan bantuan dan bimbingan dari guru.[2]
B.
Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar
Kegiatan belajar
mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu
proses dalam rangka mencapai tuhuan pengajaran. Guru dengan sadar mengatur
lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan
pengalamannya guru gunakan untuk, bagaimana mempersiapkan program pengajaran
dengan baik dan sistematis.
Salah satu usaha
yang tidak pernah guru tinggalkan adalah
bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil
bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mnengajar. Kerangka berfikir yang
demikian bukanlah suatu hal yang aneh, yapi nyata dan memang betul-betul
dipikirkan oleh seorang guru.
Dan hasil
analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai
alat motovasi ekstrinsik, sebagai strategi pembelajaran, dan sebagai alat untuk
mencapai tujuan.[3]
C.
Pemilihan dan Penentukan Metode
Metode
pengajaran yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal
pakai, tetappi setelah melalui selekso
yang kebersesuaian dengan perumusan tujuan intruksional khusus. Jarang sekali
terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru
merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya, gurupun selalu menggunakan metode
lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan
yang satu, sementara pengunaan metodeyang lain, juga digunakan untuk mencapai
tujuan yang lain. Begitulah adanya, sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran
yang telah dirumuskan.
Pembicaraan
berikut mencobs membahas masalah pemilihan dan penentuan metodedalam kegiatan
belajar mengajar, dengan uraian bertolak dari nilai strategi metode,
evektivitas pengguanaan metode, pentingnya pemilihan dan penentuan metode,
hingga faktor-faktor yang mempengaruhi pemillihan metode pengajaran.
1.
Nilai strategi metode
Kegiatan
belajar mengajar adalah sebuah interaksi
yang bernilai pendidikan. Di dalamnya terjadi interaksi edukatif antara guru
dan anak didik, ketika guru mneyampaikan bahan pelajaran kepada anak didik
dikelas. Bahan pelajaran yang guru berikan itu akan kurang memberikan dorongan
(motivasi) kepada anak didik bila penyampaiannya menggunakan strategi yang
kurang tepat. Di sinilah kehadiran metode menempati posisi penting dalam
penyammpaian bahan pelajaran.
Bahan
pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode justru akan
mempersulit bagi guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Pengalaman membuktikan
bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang
kurang tepat. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi anak didik yang kurang
kreatif dikarenaka penentuan metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan
pengajaran. Karena itu dapat dipahami bahwa metode adalah suatua cara yang
memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar.
2.
Evektivitas penggunaan metode
Ketika anak didik tidak mampu berkonsentrasi, ketika
sebagian besar anak didik membuat kegaduhan, ketika anak didik menunjukkan
kelesuan, ketika anak didik semakin berkurang
dan ketika sebagian besar anak didik tidak menguasai bahan yang telah
guru sampaikan, ketika itulah guru mempertanyakan faktor penyababnya dan
berusaha mencari jawabannya secara tepat. Karena bila tidak, maka apa yang guru
sampaikan akan sia-sia. Boleh jadi dari sekian keadaan tersebut , salah satu
penyebabnya adalah faktor metode. Karenanya, efektivitas penggunaan metode
patut dipertanyakan.
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan
pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena
penggunaan metode menurut kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan siswa,
fasililtas, serta situasi kelas. Guru yang selalu senang menggunakan metode
ceramah sementara tujuan pengajarannya adalah agar anak didik dapat
memperagakan shalat, adalah kegiatan belajar mengajar yang kurang kondusif.
Seharusnya penggunaan metode dapat menunjang pencapaian tujuan pengajaran,
bukannya tujuan yang harus menyesuaikan diri dengan metode.
3.
Pentinganya
pemilihan dan penentuan metode
Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan
belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran. Apapun yang termasuk
perangkat program pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya
tujuan. Guru tidak dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didik pun
diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu
menanti perintah guru. Kedua unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain
karena ingin mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban
menyadiakan llingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik
dikelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang
bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran pemilihan dan penentuan metode ini
didasari adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai
tujuan tertentu.
4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
a.
Anak didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan
pendidikan. Di sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya. Di ruang
kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang
kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacam-macam. Demikian
juga halnya mengenai jenis kelamin mereka, ada berjenis kelamin laki-laki dan
ada yang berjenis kelamin perempuan. Postur tubuh mereka ada yang tinggi,
sedang dan ada pula yang rendah. Pendek kata, dari aspek fisik ini selalu ada
perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik.
b.
Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan
belajar mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai jenis
dan fungsinya. Secara hakiki tujuan itu bergerak dari rendah hingga yang
tinggi, yaitu tujuan intruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler
atau tujuan kurikulum, tujuan institusional, dan tujuan pendidikan nasional.
Tujuan pembelajaran merupakan tujuan intermedier (antara), yang paling langsung
dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Tujuan pemblajaran dikenal ada dua,
yaitu TIU (Tujuan Instruksional Umum) dan TIK (Tujuan Instruksional Khusus).
c.
Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan
tidak selamanya sama dari hari kehari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin
menciptakan situasi belajar dialam terbuka, yaitu diluar ruang sekolah. Maka
guru dalam hal ini tentu memilih metode mangajar yang sesuai dengan situasi
yang diciptakan itu. Di lain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan
yang ingin dicapai oleh tujuan, maka guru menciptakan lingkungan belajar anak
didik secara kelompok.
d.
Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan
dan penetuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang
belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan
mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
e.
Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda-beda.
Seorang guru misal kurang suka berbicara, tetapi seorang guru yang lain suka
berbicara. Seseorang guru yang bertitel sarjana pendidikan dan keguruan,
berbeda dengan guru yang sarjana bukan pendidikan dan keguruan. Guru yang
sarjana pendidikan dan keguruan barangkali lebih banyak menguasai metode-metode
mengajar, karena memang dia dicetak sebagai tenaga ahlidibidang keguruan dan
wajar saja dia menjiwai dunia guru.
Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi
kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala
dalam memilih dan menentukan metode. Itulah yang biasanya dirasakan oleh mereka
yang bukan berlatar belakangkan pendidikan guru. Apalagi belum memiliki
pengalaman mengajar yang memadai.[4]
D.
Jenis – jenis Metode Pengajaran
1.
Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pengajaran
oleh guru dengan memberikan pertanyaan dan menerima jawaban kepada siswa.
Metode tanya jawab dapat merangsang siswa untuk dapat mengemukakan pendapat dan
pikiran masing-masing. Melalui pertanyaan yang diajukan oleh guru, siswa
terdorong untuk jawaban yang tepat dan memuaskan dengan merangkai
pengetahuan-pengetahuan yang telah dimiliki. Apabila pengetahuan yang telah
dimilikinya kurang memadai untuk menjawab pertanyaan atau permasalahan yang
diajukan, siswa akn tertantang untuk menjelajahi data-data jawaban melalui
berbagai cara yang tepat dengan membaca, meneliti atau penelitian di
laburaturium.
Metode tanya jawab memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan sebagai berikut:
a.
Kelebihan metode tanya jawab:
1.
Dapat menarik perhatian diswa walaupun kelas dalam
keadaan kurang terkendali
2.
Melatih dan merangsang daya nalar serta daya ingatan
siswa.
3.
Melatih ketrampilan menjelaskan serta keberanian
mengemukakan pendapat secara lisan dengan tertib dan teratur.
b.
Kelemahan metode tanya jawab:
1. Tidak mudah
membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahama siswa.
2.
Tidak semua siswa beraniu mengemukakan pendapat dan
trampil menjelaskan dan memberikan jawaban secara lugas dan teratur.
3.
Akan banyak menyita waktu bila terjadi perbedaan
pendapat.
4.
Adanya keterbatasan waktu, sehingga tidak memungkinkan
seluruh siswa mendapat giliran menjawab pertanyaan atau menhajukan pertanyaan.
5.
Adanya dominasi kegiatan pembelajaran oleh siswa yang
memiliki ketrampilan bertanya dan menjelaskan dengan kemampuan yang memadai.[5]
2.
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan
metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai
alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar
mengajar. Meski metode ini banyak menuntut keaktifan guru dari pada anak didik,
tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan
pengajaran. Apalagi dalam pendidikan dan pengajaran tradisional, seperti
dipedesaan, yang kekurangan fasilitas.
Metode ini mempunyai beberapa
kelebihan dan kekurangannya sebagai berikut:
a.
Kelebihan Metode Ceramah
1.
Guru mudah menguasai kelas.
2.
Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
3.
Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
4.
Mudah mempersiapkan dan menjelaskannya.
5.
Guru mudah menerangkan pelajaran yang baik.
b.
Kelemahan Metode Ceramah
1.
Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
2.
Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar)
lebih besar menerima.
3.
Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
4.
Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik
pada ceramahnya, ini sukar sekali.
5.
Menyebabkan siswa menjadi pasif.[6]
3.
Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran
melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapi.[7]
Teknik diskusi ialah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan
oleh seorang guru di sekolahan. Di dalam diskusi proses belajar mengajar
terjadi, di mana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling
tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah. Dapat terjadi juga
semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. Metode diskusi ada
kebaikan dan kekurangannya di antaranya adalah :
a.
Kebaikan Metode
Diskusi
1.
Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide,
gagsan-prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
2.
Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
3.
Memperluas wawasan.
4.
membina untuk terbiasa musyawarah untu mufakat dalam
memecahkan suatu masalah.
b.
Kekurangan Metode Diskusi
1.
Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerluakan
waktu yang panjang.
2.
Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
3.
Peserta mendapat informasri yang terbatas.
4.
Metode proyek
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajran
yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi
yang berhubungan sehungga pemecahannya
secara keseluruhan dan bermakna.
a.
Kelebihann metode proyek
1.
Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam
menghadapi masalah kehidupan.
2.
Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Kekurangan metode proyek
1. Kurikulum yang
berlaku di indonesia saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum
menunjang pelaksanaan metode ini.
2. Bahan pelajaran
sering menjadi luar sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.[9]
5.
Metode
eksperimen
Yaitu cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa
melakukan percobaan dan mengalaminya sendiri, membuktikan sendiri, melakukan
sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati obyek, menganalisa,
menarik kesimpulan sendiri tentang suatu obyek, keadaan atau proses tertentu.
a.
Kelebihan metode eksperimen
1.
Membuat siswa lebih percaya kepada kebenaran,
kesimpulan berdasarkan prcobaan sendiri dari pada hanya menrima penjelasan.[10]
2.
Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru denngan
penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3.
Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan
untuk kemakmuran umat.
b.
Kekurangan metode eksperimen
1.
Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan
teknologi.
2.
Metode ini banyak memerlukan fasilitas peralatan dan
bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
3.
Metode ini menuntu ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4.
Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang
diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan
keampuan atau pengendalian.[11]
6.
Metode Tugas
Belajar (Resitasi)
Metode tugas belajar adalah penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugastertentu kepada siswa yang
dapat dilakukan di dalam atau diluar kelas, dilabpratorium, diperpustakaan,
dibengkel atau dirumah.
a.
Kelebihan metode pemberian tugas
1.
Merangsang aktivitas dan reativitas siswa dalam rangka
mengisi waktu luangt dengan kegiatan yang konsyruktif dan produktif.
2.
Menumbuhkan kemandiran dan tanggung jawab.
3.
Membiasakan anak belajar tanpa bimbingan dan pengawasan dari guru.
4.
Memberikan pengalaman kepadasiswa mencari dan mengolah
informasi dan sumber belajar.
b.
Kelemahan metode pemberian tugas
1.
sulit mengontrol dan mengawasi tugas yang dikerjakan
oleh siswa.
2.
Beberapa oranng siswa cenderung mengerjakan secara
serampangan.
3.
Sulit yang tugas yang sesuai denga tingkatan
perkembangan siswa.
7.
Metode
sosiodrama (bermain peran)
Metode bermain peran pada dasarnya melibatkan siswa
untuk memerankan atau mendemostrasikan tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan masalah sosial.
a.
Kelebihan metode sosiodrama
1.
Melatih siswa memahami, dan mengingat isi bahan yang
akan diperankan dan didramakan.
2.
Menumbuhkan kerjasama khususnya antara meraka yang
mendapatkan peran sosiodrama.
3.
Melatih bakat dan kreatif siswa dibidang seni peran.
b.
Kekurangan metode sosiodrama
1.
Memerlukan waktu yang lama.
2.
Kadang memerlukan waktu dan tempat yang khusus.
3.
Apabila dramatisasi mengalami kegagalan tidak dapat
diambil kesimpulan.
4.
Respon siswa dan komentar siswa dapat mengganggu kelas
lain yang sedang melakukan kegiatan belajar.[13]
8.
Metode
Demonstrasi
Metode
demostrasi adalah cara yang digunakan dalam penyajian pelajaran dengan cara meragakan bagaimana
berbuat, mempergunaka serta mempraktekkan suatttu benda atau alat baik asli
maupun tiruan, atau bagaimana nebgerjakan sesuatu perbuatan atau tindakan yang
mana dalam meragakan disertai dengan penjelasan lisan.
a.
Kelebihan metode demonstrasi
1.
Menghindari variabelisme dan membuat pelajaran lebih menarik
lebih jelas dan lebih kongrit.
2.
Memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
yang diberikan.
3.
Siswa dituntut aktif dalam bentuk meakukan pengamatan,
membandingkan antara teori dan kenyataan serta memprakterkkan secara langsung.
b.
Kelemahan metode demonstrasi
1.
Guru dituntut memiliki ketrampilan khusus terhadap
hal-hal yang akan didemonstrasikan.
2.
Sulitnya memenuhi semua pelajaran atau benda yng
dibutuhkan untuk keperluan demonstrasi.
3.
Diperlukan persiapan dan perencanaan yang matang.
4.
Penggunaaan waktu yang lama akan menyita waktu jam
pelajaran.[14]
9.
Metode problem solving (pemecahan masalah)
Metode pemecahan masalah adalah penyajian bahan ajar
oleh guru dengan merangsang anak berfikir secara sistematis dengan menghadapkan
siswa kepada beberapa masalah ysng harus dipecahkan.
a.
Kelemahan metode problem solving
1.
Memungkinkan relevasi antara dunia pendidikan dengan
dunia kerja.
2.
Memniasakan siswa terampil menghadapi dan memecahkan
masalah.
3.
Merangsang proses berfikir kreatif dan menyeluruh.
b.
Kelemahan metode problem solving
1.
Sulit menentukan tingkat masalah yang disesuaikan
dengan tingkat pemahaman dan perkembangan siswa.
2.
Memakan waktu yang lama dan menyita waktu yang
digunkan untuk pelajaran lain.
3.
Sulit mengubah pola belajar siswa dari menjadikan guru
sebagai sumber belajar utama kepada belajar dengan berfikir yang membutuhakan
lebih banyak lagi sumber belajar.[15]
10. Metode
karyawisata
Yaitu cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak
siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu diluar sekolah, untuk
mempelajari/menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, bengkel,
peternakan, perkebunana, museum, perikanan dan lain-lainnya.
a.
Kelebihan
metode karyawisata
1.
Siswa dapat mengamati kenyataan yang beraneka ragam
adri dekat.
2.
Siswa dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru
dengan mencoba turut serta dalam suatu kegiatan.
3.
Siswa dapat menjawab masalah-masalah atau
pertanyaan-pertanyaan dengan melihat, mendengar, mencoba dan dapat membuktikan
secara langsung.
4.
Siswa dapat memperoleh informasi dengan jalan
mengadakan wawancara atau mendengarkan ceramah yang diberikan on the sport.
b.
Kelemahan metode karyawiasta
1.
Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
2.
Kadang-kadang mendapat kesulitan dalam bidang
pengangkutan.
3.
Memerlukan pengawasan yang ketat.
4.
Memerlukan banyak biaya.
5.
Jika karya wisata sering dilakukan akan mengganggu
rencana pembelajaran.
11. Metode
kerja kelompok
Yaitu cara mengajar dimana siswa dalam satu kelompok
sebagai satu kesatuan mengajarakan suatu kegiatan guna mencari/mencapai tujuan
pengajaran tetrtentu dengan bergotong royong atau bekerja sama dan saling
mempercayai.
a.
Kelebihan metode kerja kelompok
1.
Membiasakan siswa bekerja sama menurut paham
demokrasi, mengembangkan kepada mereka untuk mengembangkan sikap musyawarah dan bertanggung jawab.
2.
Kesadaran akan adanya kelompok menimbulkan semangat
untuk berkompetitif yang sehat.
3.
Melatih, membina dan memupuk jiwa kepemimpinan kepada
siswa.
b.
Kelemahan metode kerja kelompok
1.
Sulit menetukan kelompok yang homogen, baik intelegasi,
bakat, minat, atau daerah tempat tinggal
2.
Anggota kadang-kadang tidak mematuhi tugas-tugas yang
diberikan oleh pimpinan kelompok.
3.
Pemimpin kelompok kadang-kadang sukar untk mengadakan
pembagian tugas.
12. Metode Simulasi
Yaitu
suatu metode belajar mengajar dalam bentuk permainan yang diatur, yang
dilakukan oleh siswa, sehingga terjadi proses belajar mengajar untuk memperoleh
pemahaman tentang hakekat suatu konsep prinsip, atau ketrampilan melalui
kegiatan atau latihan simulasi.
a.
Kelebihan metode simulasi
1. Menciptakan
kegairahan peserta didik untuk belajar.
2.
Memupuk daya
cipta peserta didik
3.
Memupuk keberanian siswa dan kemantapan penampilan
siswa di depan orang banyak.
4.
Dapat ditemukannya bakat baru dalam bermain atau
beracting.
b.
Kelemahan metode simulasi
1.
Memerlukan pengelompokan pesrta didik yang fleksibel,
serta ruang dan fasilitas yang tidak selalu tersedia dengan baik.
2.
Pengalaman yang disimulasikan tidak selalu tepat dan
sempurna dengan kenyataan dilapangan atau dala kehidupan.
3.
Simulasi sebagai alat pelajaran kadang terabaikan.
13. Metode
Drill (latihan)
Yaitu
cara penyajian bahan pelajaran dimana gurur memberikan latihan agar memiliki
ketangkasan atau ketrampilan lebih tinggi ataupun untuk meramalkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu seperti kecakapan berbahasa, atletik, menulis dan
lain-lain.
a.
Kelebihan metode drill
1.
Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan
menggunakan metode ini akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
2.
Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan
banyak konsentrasidalam pelaksanaanya.
3.
Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang
kompleks, rumit menjadi lebih otomatis.
b.
Kelemahan metode drill
1.
Dapaat menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena
siswa lebih banyak kepada konformitas dari pada uniformitas.
2.
Kadang-kadang latihan yang dilaksanankan secara
berulang-ulang merupakan hal yang monotpon dan membosankan.
3.
Membentuk kebiasaan yang kaku.
4.
Dapat menimbulkan verbalisme karena murid-murid lebih
banyak dilatih menghafal soal-soal dan menjawabnya secara otomatis.[16]
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Saiful Bahri &
Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Mufarokhah, Annisatul.2009. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta
: Teras.
Semiawan, Conny, Dkk.1985. Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta
: Gramedia.
Syah, Darwyan, Dkk. 2007. Perencanaan
Sistem Pengajaran Pebdidikan Islam. Jakarta : Gaung Persada Press.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan.Bandung : Remaja
Rosdakarya.
[1]
Muhibbin Syah, psikologi
Pendidikan,(PT REMAJA ROSDAKARA:Bandung:2010) hal 198
[2]
Darwiyan Syach, Dkk. Perencanan Sistem
Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (persada press:jakarta: 2007), hlm
133-134
[3]
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar, (PT RINEKA CIPTA:Jakarta:2002) hal 82
[4]
Ibid, hal 85-92
[5]
Darwyan syah, dkk. Perencanaan
Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Gaung Persada
Press:Jakarta:2007) hal 137-138
[6] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
Zain, Strategi Belajar Mengajar, (PT RINEKA CIPTA:Jakarta:2002) hal
109-110
[7]
Conny semiawan, dkk. Pendekatan
Ketrampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar, (PT Gramedia:jakarta:1985)
hal 76
[8]
Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (PT RINEKA CIPTA:Jakarta:2002)
hal 99-100
[9]
Ibid hal 94-95
[10]
Anissatul Mufarokah, Strategi Belajar Mengajar, (TERAS:yogyakarta:2009) hal 97
[11]
Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (PT RINEKA CIPTA:Jakarta:2002)
hal 96
[12]
Darwyan syah, dkk. Perencanaan
Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Gaung Persada
Press:Jakarta:2007) hal 148-150
[13]
Ibid hal 154-155
[14]
Ibid hal 152-153
[15]
Ibid hal 155-156
[16]
Ibid hal 91-95
EmoticonEmoticon