PENDAHULUAN
Di sekolah guru merupakan orang tua kedua bagi peserta didik.
Selayaknya orang tua sendiri, guru wajib memberikan contoh yang baik dan
mendidik dengan baik para peserta didiknya. Dan menganggap mereka seperti anak
sendiri.
Guru
merupakan salah satu media penting bagi peserta didik dalam memperoleh ilmu
pengetahuan. Guru harus senantiasa mengasihi peserta didiknya dalam memberikan
ilmu. Guru harus senantiasa membimbing, menasehati dan memperingatkan peserta
didiknya ketika melakukan kesalahan. Dan mengarahkan ke hal yang lebih baik.
Ada beberapa pengertian
pendidik yang dirumuskan para ahli pendidikan, antara lain :
1.
Sutari Imam Barnadib mengemukakan bahwa pendidik adalah tiap orang yang
dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai kedewasaan. Dan ia
menyebutkan bahwa pendidik ialah orang tua dan orang dewasa lain yang
bertanggung jawab tentang kedewasaan anak.
2.
Ahmad D. Marimba mengartikan pendidik sebagai orang yang memikul
pertanggungjawaban untuk mendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan
kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan peserta didik.
Dari
kedua pendapat diatas, keduanya sama-sama menekankan arti pendidik pada kata
tanggug jawab. Dalam islam sendiri tanggung jawab merupakan dasar untuk
menentukan pengertian pendidik, sebab pendidikan merupakan kewajiban agama, dan
kewajiban hanya dipikulkan kepada orang yang telah dewasa. Kewajiban itu
pertama-pertama bersifat personal, dalam arti setiap orang bertanggung jawab atas
pendidikan diri sendiri, kemudian bersifat sosial dalam arti setiap orang
bertanggung jawab atas pendidikan orang lain.
Baca Juga :
B.Macam-Macam
Pendidik
1.
Pendidik Diri Sendiri
Begitu
memasuki masa dewasa, setiap orang menjadi manusia yang bertanggung jawab. Ia
akan mulai mengetahui mana yang baik dan tidak untuk dilakukan. Dan ia mulai
mampu menilai dirinya, baik tentang apa yang telah diperbuatnya maupun tentang
akibat dari apa yang diperbuatnya.
Karena
tanggung jawabnya itu, setiap orang dewasa wajib mendidik dirinya sendiri,
membimbing dan menuntunnya kejalan kebaikan. Sejauh mana ia menjalankan
kebaikan, sejauh itu pula nilai dirinya. Apabila ia membawa dirinya ke jalan
kejahatan, maka ia akan dimintai pertanggungjawabannya.
Disamping
itu, untuk mencapai kesempurnaanya, seseorang tidak cukup mengandalkan
pendidikan yang diberikan orang tuanya, tetapi harus terus-menerus belajar
sampai akhir hayatnya. Jadi, selama hayatnya disamping menjadi pendidik ia juga
tetap menjadi peserta didik.
Dalam
pengertian pendidikan dikemukakan bahwa dalam pendidikan harus ada agen pendidik
dan yang dididik, sehingga terjadi prosese interaksi atau proses dua kutub.
Kedudukan orang dewasa sebagai pendidik bagi dirinya sendiri tidak bertentangan
dengan pengertian tersebut. Apa yang
disebut dengan refleksi atau dialog batin sesungguhnya merupakan cara seseorang
dalam mendidik dirinya sendiri.[1]
Adapun yang disebut
pendidik dalam kaitannya dengan pendidikan terhadap orang lain pada garis
besarnya masuk dalam kategori orang tua, guru, dan masyarakat.
2.Orang Tua
Orang tua memiliki rasa cinta dan rasa kasih
sayang terhadap anaknya. Perasaan ini dijadikan Allah sebagai asas kehidupan
psikis, sosial dan fisik kebanyakan mahluk hidup. Perasaan inilah yang mampu
membuat orang tua bersabar dalam memelihara, mengasuh, mendidik anak serta
memperhatikan segala kemaslahatannya.
Orang
tua adalah orang dewasa pertama yang memikul tanggung jawab pendidikan, sebab
secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada ditengah-tengah ibu
dan bapaknya. Dari merekalah anak mulai mengenal pendidikannya. Dasar-dasar
pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilam hidup banyak tertanam sejak anak
berada ditengah-tengah orang tuanya. Mereka dapat mengenalkan kepada anak
segala hal yang mereka ingin beritahukan kepada anak atau yang anak sendiri
ingin mengetahuinya.[2]
Memang
anak tidak selamanya berada ditengah orang tuanya. Dan lingkungan luar dapat
mempengaruhi kepribadian anak tersebut. Namun, pendidikan yang ditanamkan orang
tuanya akan menjadi dasar atau bekal yang kuat bagi anak tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa tanggung jawab yang dipikul orang tua bukanlah perkara
sepele. Orang tua dituntut atas pendidikan bagi anaknya hingga mereka dewasa
kelak dan dapat mendidik dirinya sendiri.
Beberapa
tanggung jawab orang tua kepada anaknya menurut Zakiyah Darajat yaitu :
a.
Memelihara dan membesarkan anak.
b.
Melindungi dan menjamin keselanmatannya.
c.
Memberi pengajaran.
d.
Membahagiakan anak.
Pendidikan
orang tua yang diberikan pada anaknya tidak hanya sebatas pendidikan jasmani
saja. Tetapi juga dalam pendidikan yang lain seperti ;
a.
Pendidikan keimanan, misal beribadah, mengetahui yang halal dan haram dll.
b.
Pendidikan akhlak, misal menanamkan sifat terpuji.
c.
Pendidikan jasmani, anatar lain olahraga.
d.
.pendidikan intelektual, mengajarkan ilmu pengetahuan.
e.
Pendidikan psikis, antara lain sifat rendah hati, saling menyayangi satu
sama lain, kepedulian dll.
f.
Pendidikan sosial, sifat sopan santun pada orang lain.
g.
Pendidikan seksual, menghindarkannya dari hal-hal pornografis.
3.Guru
Sejalan
dengan perkembangan tuntutan kebutuhan manusia, orang tua dalam situasi
tertentu atau sehubungan dengan bidang kajian tertentu tidak dapat memenuhi
semua kebutuhan pendidikan anaknya. Untuk itu, mereka melimpahkan
pendidikan anaknya kepada orang lain. Namun, pelimpahan ini tidak sama sekali
mengurangi tanggung jawab orang tua. Mereka tetap memegang tanggung jawab
pertama dan terakhir dalam pendidikan anak, membimbingnya untuk mencapai
kematangan berpikir dan keseimbangan psikis, serta mengarahkannya agar
membekali diri dengan berbagai ilmu dan keterampilan yang bermanfaat.
Orang
yang menerima amanat orang tua untuk mendidik anak tersebut disebut guru. Yang
meliputi guru madrasah, atau sekolah sejak taman kanak-kanak sampai sekolah
menengah, dosen di perguruan tinggi, kyai di pondok pesanterndan sebagainya.
Namun, guru bukan hanya penerima amanat dari orang tua untuk mendidik anaknya,
melainkan dari setiap orang yang memerlukan bantuan untuk mendididknya. Sebagai pemegang amanat guru bertanggung jawab atas
amanat yang diserahkan kepadanya.
Jadi,
predikat guru yang melekat pada seseorang didasarkan atas amanat yang
diserahkan orang lain kepadanya. Tanpa amanat itu, seseorang tidak akan disebut
guru. Guru bukan hanya penerima amanat pendidikan, melainkan juga orang yang
menyediakan dirinya sebagai pendidik profesional.
a.
Tugas Guru
Abdullah
Ulwan berpendapat bahwa tugas guru ialah melaksanakan pendidikan ilmiah, karena
ilmu mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian dan emansipasi
harkat manusia. Dan guru juga memiliki peran untuk memberikan pendidikan yang
berwawasan manusia seutuhnya.
Abdurahman
al nahlawi, tugas guru adalah mengkaji dan mengajarkan ilmu illahi. Guru
hendaknya mengembangkan dan membersihkan jiwa peserta didik agar dapat
mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhkan dari keburukan dan menjaganya agar
tetap dalm garis fitrahnya. Guru hendaknya menyampaikan pengetahuan dan
pengalaman kepada peserta didiknya untuk menjaga dalam tingkah laku
kehidupannya.
b.
Sifat-sifat dan Persyaratan Guru
Sifat-sifat
yang harus dimilki seorang guru diantaranya;
-
Guru hendaknya menganggap peserta didik seperti anak mereka sendiri.
-
Guru hendaknya mengajar dengan niat keridhaan Allah bukan karena upah.
-
Guru hendaknya selalu memberi nasehat dan membimbing.
-
Terhadap murid yang bersikap buruk hendaknya guru menegurnya dengan cara
yang baik.
-
Hendaknya guru tidak fanatik terhadap bidang yang diasuhnya sehingga
mencela bidang lain.
-
Hendaknya guru memperhatikan perkembangan peserta didiknya, baik yang
menonjol ataupun yang lemah.
-
Hendaknya guru mengamalkan ilmu nya.
Persyaratan guru terbagi dalam tiga bagian yaitu :
a.
Syarat guru yang berhubungan dengan dirinya
-
Selalu menjaga tingkah laku, baik perbuatan dan perkataannya.
-
Memelihara kemuliaan ilmunya.
-
Hendaknya berzuhud.
-
Tidak berorientasi pada duniawi.
-
Menjauhi mata pencahariaan yang hina dalam pandangan syarak.
-
Memelihara syiar-syiar islam.
-
Rajin melakukan hal yang disunahkan dalam agama.
-
Memelihara akhlak yang mulia.
b.
Syarat yang berhubungan dengan pelajaran
-
Sebelum mengajar hendaknya guru bersuci dari hadas dan kotoran serta
mengenakan pakaian yang layak.
-
Guru sebelum mengajar hendaknya berdoa agar terhindar dari yang menyesatkan
dan disesatkan.
-
Sebelum mengajar hendaknya guru membaca sedikit potongan al qur’an agar
memperoleh berkah.
-
Guru hendaknya mengajar sesuai bidang keahliannya.
-
Guru hendaknya menegur murid yang melakukan kesalahan dan bersikap
bijaksana.
-
Guru hendaknya menciptakan suasana yang menyenangkan saat mengajar.
c.
Kode etik guru ditengah para muridnya
-
Guru mengajar dengan niat karena ridha Allah swt.
-
Guru hendaknya tidak menolak untuk mengajar murid yang mempunyai niat tidak
tulus.
-
Guru hendaknya memotivasi murid dalam belajar.
-
Guru hendaknya mencintai murid seperti anaknya sendiri.
-
Guru hendaknya mengevaluasi muridnya dalam setiap pembelajaran.
-
Guru hendaknya bersikap adil.
4.Masyarakat
Pendidikan dalam islam merupakan tanggung jawab
bersama setiap anggota masyarakat, bukan tanggung jawab kelompok tertentu.
Sebab, masyarakat adalah kumpulan individu yang menjalin kesatuan. Apabial
terjadi kerusakan pada sebagiannya, maka sebagian lain akan terkena kerusakan
pula. Akibatnya kesatuan itu tidak utuh lagi, atau kerusakan akan mengancam
kesatuan secara total.
Oleh
sebab itu individu hendaknya peduli terhadap kesatuannya, setiap anggota
masyarakat bertanggung jawab atas kebaikan yang lainnya. Dengan perkataan lain,
setiap anggota masyarakat bertanggung jawab atas pendidikan yang lain, tidak
bisa memikulkan tanggung jawab hanya kepada orang tua dan guru. Apabila melihat
suatu kemunkaran, hendaknya dia mencegahnya sesuai dengan kemampuannya.
Jadi,
dalam memperoleh pendididkan bagi seseorang yang berperan bukan hanya orang tua
ataupun guru dalam kelembagaan tetapi masyarakat juga memiliki peranan yang
sangat berpengaruh pada hasil dari pendidikan seseorang tersebut.
PENUTUP
Manusia dalam kehidupannya memerlukan pendidikan
untuk menuntun perjalanan hidupnya. Pendidikan itu diperoleh sejak lahir hingga
akhir hayatnya. Pendidik yang utama itu adalah dari orang tua karena ditengah
orang tua lah anak pertama kali memperoleh pendidikannya sebelum ia terjun
dalam masyarakat atau kehidupan sosial.
Namun,
guru dan masyarakat tidak kalah besarnya berperan dalam pendidikan seorang
anak. Karena setelah dewasa anak akan bersosialisasi dengan lingkungannya. Dan
akan hidup dari lingkungannya tersebut.
EmoticonEmoticon