Kehidupan Akhirat dalam Perspektif Al Qur'an


A.    Latar Belakang
Kematian itu bukan berarti ketiadaan sama sekali, bukan juga kefanaan, akan tetapi kematian iu hanya terputusan dan keterpisahan ruh dari badan, pergantian keadaan dan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain.
Bilal ibn sa’ad dalam sebuah nasihat berkata,” Wahai sekalian manusia yang masih hidup, sesungguhnya anda semua tidak diciptakan untuk sebuah kefanaan, melainkan utuk keabadian. Anda semua akan berpindah dari satu kampung ke kampung lain.
Dalam pendapat lain mengatakan kematian merupakan musibah kemiskinan merupakan masa lengang, kekayaan merupakan siksaan, sedangkan akal merupakan cahaya dari Allah, kebodohan merupakan kesesatan, kezaliman merupakan penyesalan, keta’atan merupakan enak di pandang mata; tangisan karena takut kepada Allah merupakan keselamatan dari neraka; tertawa merupakan kebinasaan fisik dan orang yang bertaubat dari dosa adalah seperti orang yang tidak mempunyai dosa.
Sebagian ulama mengatakan, Sesungguhnya para pecinta akan merasakan manisnya kematian pada saat kemunculanya. Saat itu, terbukalah bagi mereka bahwa rahmat kematian lebih manis dari pada kehidupan. Kerinduan itu berada pada posisi dan derajat tertinggi. Jika seorang hamba telah mencapainya, dia akan melangkah menuju kematian; sebagai wujud rasa rindu kepada tuhanya serta rasa cintanya pada pertemuan dan perjumpaan langsung dengan tuhanya.


B.      MASALAH
1.      Arti hakikat kematian ?
2.      Mencakupi apa saja kehidupan akhirat ?
           


BAB II
PEMBAHASAN

C.    Gambaran Kehidupan Akhirat
Mati menurut pengertian secara umum adalah keluarnya Ruh dari jasad, kalau menurut ilmu kedokteran orang baru dikatan mati jika jantungnya sudah berhenti berdenyut.Mati menurut al-Qur’an adalah terpisahnya Ruh dari jasad dan hidup adalah bertemunya Ruh dengan jasad.Hidup setelah kebangkitan adalah alam berikutya, tempat menghisab, mendapatkan pahala dan siksaan sesuai dengan amal ibadah yang dijalankan selama hidup di dunia.Amal mereka menentukan tempat dan derajat mereka di akhirat. Bagi jiwa yang selalu menyatu dengan Tuhannya, akan dimasukkan di surga tempat yang tambah lama dekat dengan Pencipta. Berlawanan dengan kehidupan jannah , adalah neraka yaitu tempat siksaan dan pensucian jiwa. Dengan proses penyiksaan , lambat laun disucikan dari perbuatan jahat untuk digugurkn dari mereka sebagai keringat dari Tuhan. Mereka akan berada dalam neraka sesuai dengan janji Tuhan, dan akhiratnya ini terdapat kawasan netral, keadaan persiapan untuk masuk ke dalam surga. [1]
Kehidupan di akhirat tidak berjaan tanpa adanya keinginan untuk meningkat.Seperti kecendrungan kita di dunia ini untuk menjadi kaya dan terkenal, jiwa kita di akhir nanti selalu merindukan untuk dekat dengan Allah. Nabi saw bersabda, bahwa keadaan yang paling indah dalam surga adalah pada saat memasuki Nur Allah; yang menjadi tujuan dari segala yang ada dilangit dan dibumi. Usaha, perjuangan dan keinginan terus berlangsung dalam setiap diri baik di neraka maupun di surga.
Namun demikian, kematian tetap akan mengejar kita, betapapun kesehatan yang kita usahakan berhasil. Namun demikian, kita memang tidak boleh menyerah kepada takdir tanpa ikhtiar.Seringkali kita melihat ada seseorang yang benar-benar kelihatan sehat bugar, tiba-tiba meninggal dunia. Jadi, kematian tetap akan menjumpai kita, sebagaimana ditegaskan oleh Allah Swt. dalam S. Al-Jumu'ah: 8;

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Katakanlah, sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, sungguh akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".[2]

Menurut konsep Islam, manusia adalah kombinasi dari zat, hidup dan jiwa.Dalam kombinasi ini hidup adalah manifestasi dari persenyawaan atom-atom tertentu, yang setiap satu dari padanya adalah realita kehidupan. Kematian adalah kehancuran dai kombinasi elemen-elemen dasar yang juga mengakibatkan konsekwensi berakhirnya kehidupan. Ruh adalah realita yang kekal, yang ditiupkan oleh Allah, energy being, diciptkan bahkan sebelum kehidupan dibentuk dibumi. Ruh ditiupkan kedalam tubuh embrio ( Janin) pada awal kehidupan di dalam kandungan. Dengan kehidupan ia berkembang melalui pikiran dalam individu. Pada saat kematian energy beingdari ruh meninggalkan tubuh langsung menjadi tujuannya, di alam sebelum hari kemudian dan pada saat hari kemudian.[3]
Fase kehidupan Akhirat Dalam Perspektif Al-Qur’an, Setelah manusia mati akan mengalami tahapan sebagai berikut :
1.      Alam Barzakh,
لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚكَلَّا ۚإِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖوَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Para salaf bersepakat tentang kebenaran adzab dan nikmat yang ada di alam kubur (barzakh) .Nikmat tersebut merupakan nikmat yang hakiki, begitu pula adzabnya, bukan sekedar bayangan atau perasaan sebagaimana diklaim oleh kebanyakan ahli bid'ah.Pertanyaan (fitnah) kubur itu berlaku terhadap ruh dan jasad manusia baik orang mukmin maupun kafir.Dalam sebuah hadits shahih disebutkan Rasulullah SAW selalu berlindung kepada Allah SWT dari siksa kubur.[4] Rasulullah SAW menyebutkan sebagian dari pelaku maksiat yang akan mendapatkan adzab kubur, diantaranya mereka :
a.Suka mengadu domba
b. Suka berbuat ghulul
c. Berbuat kebohongan
d. Melakukan zina
e. Memakan riba
f. Tidak bersuci setelah buang air kecil.

2.      Peniupan Sangkakala,
Sangkakala adalah terompet yang ditiup oleh malaikat Israfil yang menunggu kapan diperintahkan Allah SWT. Tiupan yang pertama akan mengejutkan manusia dan membinasakan mereka dengan kehendak Allah SWT, seperti dijelaskan pada Al Qur'an:

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
         Dan ditiupkan sangkakala maka matilah semua yang dilagit dan dibumi , kecuali apa yang dikehendaki oleh Allah swt ( QS. Az Zumar :68 ).[5]
Tiupan ini akan mengguncang seluruh alam dengan guncangan yang keras dan hebat sehingga merusak seluruh susunan alam yang sempurna ini. Ia akan membuat gunung menjadi rata, bintang bertabrakan, matahari akan digulung, lalu hilanglah cahaya seluruh benda-benda di alam semesta. Setelah itu keadaan alam semesta kembali seperti awal penciptaannya.[6]
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ )١ (يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَىالنَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ(2)
Allah SWT menggambarkan kedahsyatan saat kehancuran tersebut sebagaimana firman-Nya : " Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras" (QS.Al Hajj:1-2). [7]

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ (51
Sedangkan pada tiupan sangkakala yang kedua adalah tiupan untuk membangkitkan seluruh manusia ; "Dan tiupan sangkakala (kedua), maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka.(QS. Yaa Siin : 51).[8]
3.      Hari Kebangkitan.
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (٦
"Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakannya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.Allah mengumpulkan (mencatat) perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya.Dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu". (QS. Al Mujadalah : 6). [9]
4.      Hari Fath (Yaumul al-fathi),
sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat As-Sajdah(32) ayat 29 : Artinya; Katakanlah, pada hari (kemenangan) itu, tidak berguna lagi bagi orang-orang kafir keimananya mereka dan mereka tidak diberi penanggungan
5.      Hari Talaq ( Yaumul Al-Talaq),
Sebagaimana firmanya-Nya dalam Al-Qur’an Surat al-Mukmin (40) Ayat 15-16 yang Artinya “Dialah yang Mahatinggi derajat-Nya, yang memiliki’ Arsy’ yang menurunkan (wahyu) dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya, agar memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat), yaitu pada hari ketika mereka keluar dari kubur: tiada sesuatu pun keadaan mereka yang tersembunyi di sisi Allah.[10]
6.      Yaum Al-Hasrah,
artinya hari penyesalan, sebagaimana firman Allah swt, dalam surat Maryam (19) ayat 39, yang artinya’Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan ,(yaitu) ketika segala perkara telah diputus sedang mereka dalam kelalaian dan mereka tidak beriman.
7.      Yaum Al-HAq,
artinya hari yang pasti terjadi, sebagaimana firman Allah swt. dalam Al-Qur’an Surat an-Naba’ (78) ayat 39. Artinya :” Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa menghendaki. Niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhan.[11]
8.      Yaumul al-Jam’I.
artinya hari berkumpul, sebagaimana disebutkan dalam surat asy-Syura (42) ayat 7 yang artinya : “ Dan demikianlah Kami wahyukan Al-Qur’an kepadamu dalam bahasa Arab agar engkau memberi peringatan kepada ( penduduk ibukota Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) di sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari kiamat yang tidak diragukan adanya

9.      Padang Masyar.
Padang Masyar adalah pengumpulan seluruh makhluk pada hari akhir hari kiamat untuk dihisab dan diambil keputusannya.Lamanya di Padang Masyar adalah satu hari yang berbanding 50.000 tahun di dunia. Allah berfirman :
تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. Surah Al-Ma'arij (:4).[12]
Karena amat lamanya hari itu, manusia merasa hidup mereka di dunia ini hanya saperti satu jam saja.
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَأَنْ لَمْ يَلْبَثُوا إِلا سَاعَةً مِنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيْنَهُمْ قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ (٤٥
           Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali hanya sesaat saja di siang hari. (QS.Yunus:45). [13]
وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يُقْسِمُ الْمُجْرِمُونَ مَا لَبِثُوا غَيْرَ سَاعَةٍ كَذَلِكَ كَانُوا يُؤْفَكُونَ (٥٥
“ Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa, bahwa mereka tidak bediam ( dalam kubur ) melainkan sesaat saja “ (QS. ARRuum:55)[14]
10.  Syafa’at
Syafaat ini khusus hanya untuk umat Muslim, dengan syarat tidak berbuat syirik besar yang menyebabkan kepada kekafiran.Adapun bagi orang musyrik, kafir dan munafik, maka tidak ada syafaat bagi mereka. Syafaat ini diberikan Rasulullah saw kepada umat Muslim (dengan izin dari Allah swt).[15]

11.  Hisab
Pada tahap (fase) ini, Allah SWT menunjukkan amal-amal yang mereka perbuat dan ucapan yang mereka lontarkan, serta segala yang terjadi dalam kehidupan dunia baik berupa keimanan, keistiqomahan atau kekafiran.Setiap manusia berlutut di atas lutut mereka. Sekian banyak ayat yang menjelaskan bahwa setiap orang akan menerima catatan kitab amalnya, yaitu catatan dua malaikat yang selalu menyertai manusia selama hidupnya. Setiap yang menerimanya sadar bahwa isi catatan itu adalah benar dan hak  Allah swt[16]
Umat yang pertama kali dihisab adalah umat Muhammad SAW, kita umat yang terakhir tapi yang pertama dihisab.Yang pertama kali dihisab dari hak-hak Allah pada seorang hamba adalah Shalatnya.
Allah SWT mengatakan kepada orang kafir :
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَأَنْ لَمْ يَلْبَثُوا إِلا سَاعَةً مِنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيْنَهُمْ قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ (61
          "Dan kamu tidak melakukan suatu pekerjaan melainkan Kami menjadi saksi atasmu diwaktu kamu melakukannya".(QS. Yunus:61).[17] Seluruh anggota badan juga akan menjadi sakit.
فَوَرَبِّكَ لَنَسْأَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ  عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ(93)
Allah bertanya kepada hamba-Nya tentang apa yang telah ia kerjakan di dunia : "Maka demi Rabbmu, kami pasti akan menanyai mereka semua tentang apa yang akan mereke kerjakan dahulu".(Al Hijr:93 )[18]
Seorang hamba akan ditanya tentang hal : umurnya, masa mudanya, hartanya dan amalnya dan akan ditanya tentang nikmat yang ia nikmati.
12.  Pembagian Catatan Amal.
Pada detik-detik terakhir hari perhitungan , setiap hamba akan diberi kitab (amal) nya yang mencakup lembaran-lembaran yang lengkap tentang amalan yang telah ia kerjakan didunia. Al kitab di sini merupakan lembran-lembaran yang berisi catatan amal yang ditulis oleh malaikat yang ditugaskan oleh Allah swt.[19]
"Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan ia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka ia akan berteriak : "celakalah aku", dan ia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)",(QS. Al Insyiqaq:8-12)

         "Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata:"wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku.Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.Telah hilang kekuasaanku dariku" (Allah berfirman): "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya", kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala".(QS. Al Haqqah:25 31).
13.  Mizan 
Mizan adalah apa yang Allah letakkan pada hari kiamat untuk menimbang amalan hamba-hamba-Nya. Allah berfirman : "Dan kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah seorang dirugikan walau sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan".(QS. Al Anbiya:47) 

Setelah tahapan Mizan ini, bagi yang kafir, dan mereka yang melakukan perbuatan syirik akan masuk neraka. Sedangkan umat muslim lainnya.
14.  Telaga 
Umat Muhammad SAW akan mendatangi air pada telaga tsb. Barang siapa minum dari telaga tsb maka ia tidak akan haus selamanya. Setiap Nabi mempunyai telaga masing-masing. Telaga Rasulullah SAW lebih besar, lebih agung dan lebih luas dari yang lain.[20]
"Sesungguhnya setiap Nabi mempunyai telaga dan sesungguhnya mereka berlomba untuk mendapatkan lebih banyak pengikutnya di antara mereka dan sesungguhnya Nabi Muhammad mngharapkan agar menjadikan pengikutnya yang lebih banyak (HR. Bukhari Muslim)" 
15.  Ujian Keimanan Seseorang
Selama di dunia, orang munafik terlihat seperti orang beriman karena mereka menampakkan keislamannya. Pada fase inilah kepalsuan iman mereka akan diketahui, diantaranya cahaya mereka redup. Mereka tidak mampu bersujud sebagaimana sujudnya orang mukmin. Saat digiring, orang-orang munafik ini merengek-rengek agar orang-orang mukmin menunggu dan menuntun jalannya.Karena saat itu benar-benar gelap dan tidak ada petunjuk kecuali cahaya yang ada pada tubuh mereka.[21]
Allah SWT berfirman,"Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang beriman:"Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu".Dikatakan (kepada mereka):"Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)".Lalu diadakan diantara mereka dinding yang mempunyai pintu.Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. (QS. Al-hadid:13)
16.  Shirath.
Shirat, dari bahasa adalah jalan yang lebar. Ia terambil dari kata saratha yang berarti menelan, seakan –akan pejalan pada ash- shirath itu ditelan oleh jalan lebar tersebut, ada yang menyebut pula sebagai jembatan yang dibentangkan di atas neraka jahanam, untuk disebarangi orang-orang mukmin menuju Jannah ( Surga ).
Allah mmerintah kepada malaikat agar menunjukkan dan mengantar para pendurka dengan firman-Nya : “ Maka tunjukkan kepada mreka shirath al-jahim, yakni jalan ke neraka “ (Qs. Ash-shaffat (37):23).[22]

17.  Jembatan
Jembatan disini, bukan shirath yang letaknya di atas neraka jahannam. Jembatan ini dibentangkan setelah orang mukmin berhasil melewati shirath yang berada di atas neraka jahannam. 
Rasulullah SAW bersabda : "Seorang mukmin akan dibebaskan dari api neraka, lalu mereka diberhentikan di atas jembatan antara Jannah(surga) dan neraka, mereka akan saling diqhisash antara satu sama lainnya atas kezhaliman mereka di dunia. Setelah mereka bersih dan terbebas dari segalanya, barulah mereka diizinkan masuk Jannah. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ditangan-Nya, Seseorang diantara kalian lebih mengenal tempat tinggalnya di jannah dari pada tempat tinggalnya di dunia”. (HR. Bukhari).Setelah melewati jembatan ini barulah orang mukmin masuk surga.[23]
18.  Saksi dan Ganjaran Ukhrawi
Saksi dan Ganjaran Allah swt, ada yang bersifat duniawi dan ukhrawi.Pembalasan didunia diberikan selain secara perorangan juga kolektif, berkaitan dengan sikap masing-masing terhadap hukum-hukum Allah swt yang menyangkut alam dan masyarakat. Siapa saja, Muslim maupun non muslim, yang menta’ati atau melanggar hukum-hukum Allah swt. (Sunatullah) yang berlaku di alam raya ini, pasti mendapat imbalan di dunia ini juga.Misalnya berupa kesejahteraan bagi yang taat atau kesulitan hidup dunia bagi yang tidak mengindahkan.

19.  Neraka
Neraka adalah :” Api yang berkobar, mengelupas kulit  kepala” (QS. Al-Ma’arij (70):15-16). Dia adalah api yang disiapkan Allah, berkobar dan membakar (yang membakar ) sampai ke hati(yang dibakarnya), dia ditutup rapat atas mereka (sehingga mereka tidak dapat mengelak, apalagi) mereka (yang dibakar itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang” QS. Al-Humazah(104):6-9).[24]

20.  Surga
Dalam al-Qur’an ditemukan uraian yang sangat rinci tentang surge, khususnya dalam QS. Al Waqiah, ar-rahman, al-Insan dan al-Ghasiyah, di samping hadits-hadits Nabi saw. Didalam surge itu ada bidadar-bidadari yang sopan, menundukkan pandanganya, tidak pernak disentuh oleh manusia sebelum mereka  (penghuni-penghuni surge yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin (ayat 56). Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan (ayat 58).[25]








BAB III
Kesimpulan

Mati menurut pengertian secara umum adalah keluarnya Ruh dari jasad, kalau menurut ilmu kedokteran orang baru dikatan mati jika jantungnya sudah berhenti berdenyut.Mati menurut al-Qur’an adalah terpisahnya Ruh dari jasad dan hidup adalah bertemunya Ruh dengan jasad.Hidup setelah kebangkitan adalah alam berikutya, tempat menghisab, mendapatkan pahala dan siksaan sesuai dengan amal ibadah yang dijalankan selama hidup di dunia.
Adapun Kehidupan akhirat meliputi;
a Alam Barzakh,                                 F. Hisab
b. Peniupan Sangkakala,                     G. Pembagian Catatan Amal.
c. Hari Kebangkitan.                           H. Mizan
d.   Padang Masyar.                              I. Telaga
e.    Syafa’at                                          J. Shirath dll











BAB IV
Daftar Pustaka.

Mahmud. S. bashiruddin, Mekanika hari Qiamat dan Hidup sesudah mati,  Jakarta; lentera hati. 2009.
QS. Al-Jumu'ah: 8
Shihab. M. Quraish, Kematian adalah nikmat, Lentera hati;Jakarta.2003
QS. Az Zumar :68
Quraish shihab,op.cit. 125
QS.Al Hajj:1-2
QS. Yaa Siin : 51
QS. Al Mujadalah : 6
QS.  Al-Ma'arij :4
QS.Yunus:45
QS. ARRuum:55
syarawi, Mutawali. Esensi hidup dan mati, Jakarta, Gema insane press;1996
Shihab, QuraishKehidupan Setelah kematian surga yang dijanjikan al-Qur’an, Jakarta ; Lentera hati,2001
as-Suyuthi, Jalaludin.Alam barzakh, Bandung;Pstaka hidayat.1999
Shihab, M. Quraish.Kehidupan setelah kematian, Jakarta;Lentera hati.2008
Dahlan, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Yogyakarta; PT. Bhakti Prima, 1991),h.47
Muhammad Nasib, Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta;Gema Insani Press,2000,cet 2
Shihab,2004,Qurais TAfsir al-Mitsbah, Jakarta, Lentera hati, cet,II,2004
Shihab,Qurais, 2004, TAfsir al-Mitsbah, Jakarta, Lentera hati, cet,II,2004
Mahmud Yunus,2000, Al-Qur’an dan terjemahanya, Bandung;Al-Ma’arif,2000
Hamka, 1981, Tafsir al-Az-har, Surabaya, CV, Karunia.1981





[1] S. bashiruddin Mahmud, Mekanika hari Qiamat dan Hidup sesudah mati,  Jakarta; lentera hati. 2009. hal 111
[2] QS. Al-Jumu'ah: 8
[3]Ibid hlm.113
[4] M. Quraish Shihab, Kematian adalah nikmat, Lentera hati;Jakarta.2003.hlm 223
[5]QS. Az Zumar :68
[6] Quraish shihab,op.cit. 125
[7]QS.Al Hajj:1-2
[8]QS. Yaa Siin : 51
[9]QS. Al Mujadalah : 6
[10]Quraish Shihab, TAfsir al-Mitsbah, Jakarta, Lentera hati, cet,II,2004

[11]Quraish Shihab, TAfsir al-Mitsbah, Jakarta, Lentera hati, cet,II,2004
[12] QS.  Al-Ma'arij :4
[13]QS.Yunus:45
[14] QS. ARRuum:55
[15] Mutawali syarawi, Esensi hidup dan mati, Jakarta, Gema insane press;1996.hlm 49
[16] Quraish Shihab, Kehidupan Setelah kematian surga yang dijanjikan al-Qur’an, Jakarta ; Lentera hati,2001, hal 135
[17]QS. Yunus:61
[18]Al Hijr:93
[19] Jalaludin as-Suyuthi, Alam barzakh, Bandung;Pstaka hidayat.1999.hlm.114
[20] M. Quraish Shihab, Kehidupan setelah kematian, Jakarta;Lentera hati.2008.hlm.150
[21] Ibid
[22]Mahmud Yunus, Al-Qur’an dan terjemahanya,( Bandung;Al-Ma’arif,2000),h.67
[23] Ibid
[24]Hamka, Tafsir al-Az-har, (Surabaya, CV, Karunia.1981),h.47
[25] Ibid

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »