Psikologi Pendidikan (Manusia)

Pada umumnya manusia itu adalah makhluk yang sempurna disbanding makhluk yang lainnya. Mereka dibekali sifat-sifat yang khas dalam dirinya masing-masing. Walaupun bahwa kenyataanya tidak pernah ada dua individu mempunyai sifat yang benar-benar sama. Sifat-sifat yang khas tersebut diantaranya adalah dalam berfikir, perasaan dan emosi, daya ingat, dan motivasi. Hal ini mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam bidang pendidikan.
A.      Berfikir
Psikologi Pendidikan (Manusia)


Berpikir menunjukan berbagai kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang, proses berfikir selalu menggunakan symbol atau lambang yaitu sesuatu yang dapat mewakili segala hal dilingkungan luar, maupun yang ada pada diri kita sendiri, dalam alam pkiran kita.[1] Simbol atau lambang yang digunakan dalam berpikir pada umumnya berupa kata-kata atau bahasa.[2] Bahasa adalah satu bentuk komunikasi terarah yang paling canggih bentuknya dan bahasa merupakan alat yang penting dalam berpikir, maka sering dikemukakan bila seseorang itu berpikir, orang itu bicara dengan dirinya sendiri.

1.       Hambatan-hambatan dalam proes berfikir
Dalam proses berfikir tidak senantiasa berjalan dengan begitu mudah, tetapi sering orang menghadapi hambatan-hambatan dalam berfikir atau memecahkan masalah. Hambatan-hambatan yang mungkin timbul dalam proses berfikir dapat disebabkan antara lain:
a.       Daya yang kuramg sempurna, sehingga masih banyak lagi data yang harus diperoleh.
b.      Data yang ada dalam keadaan confuse, data yang bertentangan dengan data yang lain, sehingga keadaan ini akan membingungkan dalam proses berfikir.[3]


B.      Perasaan dan Emosi
Perasaan dan emosi disifatkan sebagai suatu keadaan kejiwaan pada organisme atau individu sebagai akibat adanya peristiwa yang dialami oleh organisme. Pada umumnya peristiwa atau keadaan tersebut menimbulkkan kegoncangan-kegoncangan dalam diri organism yang bersangkutan. Yang dimaksud perasaan adalah keadaan individu sebagai akibat darai persepsi terhadap stimulus baik eksternal maupun internal. [4]
Emosi adalah merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu ( khusus), dan emosi cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku yang mengarah (approach) atau menyingkiri (avoidance) terhadap sesuatu, dan perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi.[5]


JENIS-JENIS PERASAAN

1.       Perasaan present, yaitu perasaan yang timbul dalam keadaan yang sekarang nyata dihadapi, yaitu berhubungan dengan situasi yang actual.
2.       Perasaan yang menjangkau maju, merupakan jangkauan kedepan, yaitu perasaan dalam kejadian-kejadian yang akan datang, jadi masih dalam pengharapan.
3.       Perasaan yang berkaitan dengan waktu yang telah lampau,yaitu perasaan yang timbul dengan melihat kejadian-kejadian yang telah lalu. Misal orang merasa sedih karena teringat pada waktu dalam keadaan masih jaya.[6]  

Menurut Max scherer mengatakan bahwa ada empat macam tingkatan perasaan :

1.       Perasaan tingkat sensatis
 perasaan ini merupakan perasaan yang berdasarkan atas kesadaran yang berhuhungan dengan stimulus pada jasmanian, misalnya rasa sakit, panas, dingin.
2.       Perasaan kehidupan vital
Perasaan ini bergantung  kepada jasmani seluruhnya, misalnya rasa segar, lelah dan sebagainya.
3.       Perasaan kejiwaan
Perasaan ini merupakan perasaan seperti rasa gembira, susah, takut.
4.       Perasaan kepribadian
Perasaan ini merupakan perasaan yang berhubungan dengan keseluruhan pribadi, misalnya perasaan harga diri, perasaan putus asa, perasaan puas. [7]

C.      Motivasi
Motivasi merupakan pendorong tingkah laku seseorangyang sangat penting bagi kita dalam memelihara saling hubungan antar manusia. Pada umumnya perbuatan-perbuatan kita di motivasi oleh perasaan kebutuhan, untuk member kepuasan pada keinginan-keinginan yang bersifat jasmaniah, untuk mencapai sesuatu maksud atau tujuan tertentu, atau untuk memperoleh kepuasan pribadi lewat pengakuan atas dirinya yang dating dari masyarakat.[8]
Motivasi memiliki tiga komponen pokok yaitu  :
1.       Menggerakkan
2.       Mengarahkan
3.       Menopang

Motivasi akan muncul jika seseorang benar-benar membutukan sesuatu. Kebutuhan tersebut akan disertai dengan ketegangan yang dapat menjadikan seseorang mengalami ketidakseimbangan. Ketegangan yang dirasakan akan mendorongnya untuk memunculkan tingkah laku yang terarah pada pencapaian tujuan. Jika tujuan tercapai, maka ketegangan menurun dan akan memunculkan ketegangan baru. Hal itu berarti bahwa dorongan pada manusia pada dasarnya tidak hilang tetapi dikurangi.

a.       Teori-teori motivasi
1.       Teori hedonisme
2.       Teori naluri
3.       Teori  reaksi yang dipelajari
4.       Drive theory
5.       Teori arousal
6.       Teori atribusi
7.       Teori kebutuhan
b.      Macam-macan motivasi
Menurut Woodworth  dan Marquis menggolongkan motivasi menjadi tiga macam yaitu :
1.       Kebutuhan-kebutuhan organis yaitu motivasi yang berkaitan dengan kebutuhan dari dalam.
2.       Motivasi darurat yaitu mencakup dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas dan sebagainya.
3.       Motivasi objektif yaitu motivasi yang diarahkan kepada objek atau tujuan tertentu di sekitar kita.[9]

D.      Ingatan
Segala macam belajar melibatkan ingatan. Jika kita tidak dapat mengingat apapun mengenai pengalaman kita, kita tidak akan dapat belajar apa-apa. Untuk berkomunikasi kita harus mengingat pikiran yang akan kita ungkapkan dan pikiran yang baru disamapaikan kepada kita. Tanpa ingatan kita tidak dapat merefleksikan diri kita sendiri, karena pemahaman diri tergantung pada suatu kesadaran yang berkesinambungan yang hanya dapat terlaksana dengan adanya ingatan. Pendeknya, bila kita memikirkan apa makna menjadi manusia, kita harus mengakui bahwa ingatan adalah pusat segalanya. [10]
Ingatan berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang telah lampau. Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa apa yang diingat merupakan hal yang penah dialami. Dengan demikian apabila ditinjau lebih lanjut, ingatan itu tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang pernah dialaminya, tetapi juga meliputi kemampuan untuk menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali. Untuk jelasnya baiklah dikemukakan sebagai berikut:[11]

a.       Fungsi memasukan
dalam ingatan yang disimpan adalah hal-hal yang pernah dialami oleh seseorang. Dengan cara yang tidak sengaja maupun dengan sengaja.
b.      Fungsi menyimpan
Fungsi ini ialah bagaimana agar yang telah dipelajari atau yang telah dimasukan itu dapat disimpan dengan baik, sehingga padas suatu waktu dapat ditimbulkan kembali apabila dibutuhkan.
c.       Fungsi menimbulkan kembali
Dalam menimbulkan kembali apa yang disimpan dalam ingatan dapat ditempuh dengan mengingat kembali dan mangenal kembali.[12]




[1] Sarlito W Sarwono.Pengantar Psikologi Umum.(Jakarata:PT RajaGrafindo Persada.2010).hlm 107
[2] Bimo walgito. Pengantar Psikologi Umum.(Yogyakarata:Andi.2004)hlm.178
[3] Abdurahman Saleh.Psikologi.(Jakarta:Kencana.2009).hlm.245-246
[4] Bimo walgito. Pengantar Psikologi Umum.(Yogyakarta:Andi.2004)hlm.202-203
[5] Bimo Walgito. Pengantar Psikologi Umum. (Yogyakarta:Andi.2004) hlm. 209
[6] Bimo Walgito. Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta:Andi.2004) hlm.206
[7] Abdul rahman. Psikologi (Jakarta: Kencana. 2009) hlm.157
[8] Z. Kasijan. Psikologi Pendidikan 2. (Surabaya: PT Bina Ilmu.1987) hlm. 261
[9] Abdurrahman Saleh.Psikologi.(Jakarta:Kencana.2009).hlm.183-193
[10] Aguus Darma dkk.Pengantar Psikologi.(Jakarta:Erlangga.1983)hlm.341
[11] Bimo walgito.Pengantar Psikologi Umum.(Yogyakarta:Andi.2004)hlm.145
[12] Agus Darma dkk.Psikologi.(Jakarta:Erlangga.1983)hlm.341

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »